ads

Slider[Style1]

Interview

Video

Fanmeeting

Drama

[WAWANCARA] Top Star News – “The K2” Ji Chang Wook “Jika aku punya bodyguard seperti Kim Je Ha…”

Tanya (T): Bagaimana kabarmu setelah “The K2” berakhir?
Aku belum sempat beristirahat. Aku terus menerus punya jadwal setelah drama berakhir jadi aku belum banyak beristirahat. Aku mungkin akan bisa beristirahat sejenak setelah menyelesaikan wawancara terakhir hari ini. Aku ingin bertemu dengan teman-temanku yang tidak pernah kutemui akhir-akhir ini, ngobrol dengan mereka dan minum-minum. Aku mengoleksi buku-buku komik akhir-akhir ini, jadi aku ingin membuat ruang kecil untuk buku-buku di rumah, dan aku sedikit demi sedikit mengoleksi buku komik akhir-akhir ini.

T: Apakah kamu menyukai endingnya?
Secara pribadi, aku lebih menyukai sad ending. Aku menyukai sad ending karena happy ending yang berakhir dengan “Dan mereka hidup bahagia selamanya” kelihatannya terlalu gamblang, tetapi adegan terakhir dengan adegan ciuman yang difilmkan di Spanyol ternyata lebih indah dari yang kuharapkan, jadi sepertinya tidak masalah.

T: Jika drama punya sad ending, bagaimana kamu ingin dramanya berakhir?
Aku bertanya-tanya apa yang akan terjadi pada Je Ha jika Anna meninggal, dan aku sempat berpikir bahwa Je Ha akan meninggal karena semuanya akan terselesaikan jika ia meninggal. Karena ada begitu banyak orang jahat, aku punya berbagai macam pikiran tentang bagaimana semua ini akan diselesaikan, tetapi aku tidak bisa memikirkan solusi yang sempurna. Jadi aku berpikir happy ending yang sekarang mungkin ending yang memuaskan juga.
T: Aspek mana dari karakter Kim Je Ha yang paling kamu khawatirkan ketika kamu mempelajari karakternya?
Kupikir aku paling mengkhawatirkan bagaimana seharusnya aku menampilkan hubungannya dengan karakter-karakter lain dengan cara yang menarik dan konkrit. Aku juga banyak berpikir tentang aspek-aspek seperti apa yang seharusnya dilakukan supaya membuat hal-hal semakin menarik untuk penonton pada level yang lebih emosional.

T: Ada komentar tentang deskripsi karakter Kim Je Ha yang kurang. Apakah kamu punya penyesalan terkait skenario atau setting?
Aku mendengar komentar-komentar seperti itu lebih banyak dari yang kukira, tetapi seorang aktor harus menunjukkan akting yang meyakinkan kepada para penonton dan menunjukkannya secara lebih emosional, dan menurutku itu sangat disayangkan. Jika aku melakukan hal ini lagi, kupikir aku akan mampu melakukannya dengan lebih baik dibanding ketika pertama kali melakukannya.

T: Apakah ada kesamaan antara tokoh Kim Je Ha dengan dirimu sendiri?

Ada aspek-aspek dimana Je Ha dan aku mirip yang hampir tidak kentara, tetapi ada juga aspek-aspek dimana kami berbeda. Sebagai contoh, Je Ha adalah tokoh yang bersikap dingin terhadap orang-orang yang tidak membuka hatinya untuk dia dan membangun dinding antara dirinya sendiri dan orang lain, dan aku juga seperti itu sampai batas tertentu. Tetapi aku pikir perbedaannya terletak pada derajat dan metode. Dia juga seorang tokoh yang sangat hangat kepada Anna dan tahu bagaimana bercanda dengannya, dan aku juga seperti itu.
T: Bagaimana hubunganmu dengan Song Yoon Ah?
Adegan-adeganku dengan tokoh Choi Yoo Jin memiliki tensi tinggi. Sebagai contoh, untuk adegan-adegan romantis dengan Im Yoona atmosfernya cerah, sedangkan adegan-adeganku dengan Song Yoon Ah sunbae sangat tegang, jadi begitu syuting dimulai, aku akan fokus tidak kehilangan tensi. Jadi seringkali aku merasa lelah. Aku merasa lelah setelah syuting satu adegan, tetapi aku tidak boleh kehilangan intensitas karena tensinya harus tetap dijaga.

T: Ada banyak penonton yang menantikan kisah cinta dengan Song Yoon Ah. Apakah kamu memiliki penyesalan terkait kisah cinta dengan Yoo Jin?
Karena posisi Je Ha jelas, aku tidak memiliki rasa penyesalan terkait kisah cinta yang tidak terjadi. Je Ha memiliki perasaan terhadap Yoo Jin sebagai partner bisnis, dan itu tidak lebih dari sekadar simpati atau rasa kasihan. Dari perspektif Yoo Jin, dia ingin memiliki Je Ha dan terobsesi dengannya, tetapi Je Ha selalu menunjukkan perasaannya dengan jelas, jadi jika penonton dapat merasakan atmosfer yang tak biasa ketika Yoo Jin dan Je Ha bersama, itu juga bisa menjadi poin yang menarik dari drama kami. Aku pikir penonton akan mampu merasakannya bahkan sejak aku pertama kali melihat naskah, dan aku pikir itulah yang membuat hubungan diantara tokoh-tokohnya lebih menarik.

T: Respon terhadap adegan payung cukup bagus. Banyak yang bilang ini adalah penerus dari adegan payung Kang Dong Won (di “Temptation of Wolves”).
Aku khawatir adegan payung akan tampak mirip. Walaupun tidak dapat dibandingkan, aku sering khawatir jika orang-orang membandingkannya dan menemukan kesamaan, tetapi untungnya semua berlalu dengan cepat (tertawa). Ketika aku melihat naskahnya, aku berpikir setiap orang akan setuju bahwa Je Ha ditulis dengan sangat keren. Aku pikir aku syuting dengan lebih tenang karena hal itu.

T: Seperti apa pertemuan pertama dengan aktris Yoona yang juga seorang idol?
Aku mencoba untuk tidak berpikir seperti itu, dan karena dia adalah seorang aktris yang tampil di drama yang sama denganku, sebagai pasangan, aku berpikir apa yang seharusnya kulakukan supaya kami dapat syuting drama ini dengan menyenangkan. Yoona-ssi mirip sekali dengan tokoh Anna dan cocok dengan peran itu, jadi kupikir aku berkonsentrasi pada aspek itu. Pertemuan pertama kami saat kami makan. Sutradara, Yoona-ssi dan aku makan bersama, tetapi kami tidak terlalu banyak bicara pada waktu itu. Karena aku juga pemalu, aku hanya ingat makan dengan lahap lalu berpisah (tertawa).

T: Bagaimana pandangan kamu tentangnya ketika dia hanya seorang anggota SNSD dan bukan lawan mainmu?
Aku pikir grup SNSD sendiri punya arti yang besar bagi teman-teman seumuranku. SNSD adalah fantasi romantis dari semua pria, sampai-sampai manajerku memberitahuku untuk tidak memperlakukan Yoona dengan sembarangan karena dia melewati hari-harinya di militer berkat Yoona, dan kupikir itu akan sama juga denganku (LOL). SNSD adalah idol yang menjadi teladan.
T: Apakah ada poin-poin yang dapat kamu pelajari dari aktris Yoona?
Dia sangat mendetail dan punya keinginan kuat dan ambisi untuk akting. Aku pikir itu sangat bagus untuk seorang aktris. Ketika kami bekerjasama, aku dapat merasakan sekali lagi hal-hal yang sudah aku lupakan. Dia secara alami punya emosi mendalam karena dia wanita, jadi ketika kita ngobrol, ada banyak kejadian dimana aku menyadari ‘Jadi kamu berpikir seperti itu’.

T: Apakah sulit akting bolak-balik antara action dan melodrama?
Aku memikirkan hal-hal tersebut sebagai situasi. Keduanya termasuk akting, tetapi action diekspresikan melalui tubuh dengan perasaan, sedangkan melodrama diekspresikan seperti kata-kata melalui gerakan-gerakan lain selain action, namun perasaan yang kamu pikirkan adalah sama. Kamu bukannya tanpa perasaan bahkan ketika berkelahi. Pengecualiannya adegan-adegan action membutuhkan banyak gerakan jadi itu lebih melelahkan secara fisik, tapi pusing kepalamu berkurang menurutku (tertawa).

T: Ada banyak adegan action, jadi adegan mana yang paling melelahkan?

Sebenarnya, aku paling khawatir dengan adegan berkelahi di kamar mandi di bagian pertama dari drama, dan itu mudah difilmkan, tetapi hasilnya lebih menarik daripada yang kubayangkan. Menurutku itu menyegarkan. Aku banyak memikirkan bagaimana adegan ini dapat dibuat menarik ketika aku pertama kali membaca naskah, tetapi sutradara mungkin berpikir adegan ini sebagai adegan yang lucu. Tetapi ketika kami meneruskan syuting, adegan itu tidak terlihat seburuk yang ia pikirkan, jadi sutradara mengeditnya hingga membuat adegan ini keren bukan lucu. Adegan itu akhirnya lebih menarik daripada yang sebelumnya kukhawatirkan.

T: Kamu lebih banyak melakukan genre action, apakah ini adalah keputusan yang sengaja?
Itu tidak disengaja, hanya saja seiring waktu, drama-drama punya action di dalamnya. Tetapi dengan mengatakan ini, kupikir salah satu alasan aku memilih drama ini adalah karena aku belum pernah membintangi drama action yang sesungguhnya. Walaupun aku tidak tahu apakah aku tertarik pada proyek-proyek action atau aku memilih proyek-proyek itu karena kebetulan, tetapi jika aku terus melakukan action secara kebetulan, maka mungkin aku juga punya kecenderungan pada action pada titik tertentu (tertentu). Bahkan ketika konferensi pers, aku berkata bahwa ini akan menjadi drama action terakhirku, dan aku berharap main drama yang tidak punya action untuk sementara waktu di masa depan. Karena aku menampilkan cukup banyak action di drama ini, aku mungkin akan kelelahan dan mereka yang menontonku juga tidak akan menganggapnya menarik jika aku melakukan hal yang sama lagi di proyekku selanjutnya, jadi aku ingin menghindari action untuk sementara waktu.
T: Apakah kamu juga menyukai film-film action?
Anehnya tidak. Walaupun aku sangat menyukai film-film action ketika masih muda, aku tidak banyak menonton film action setelah aku dewasa. Aku benar-benar ingin menonton “Doctor Strange” baru-baru ini, tetapi aku tidak menontonnya karena aku tidak punya waktu. Sudah sangat lama semenjak terakhir kali aku menonton film. Sekarang begitu drama berakhir, aku berencana pergi menonton film-film dan pertunjukan yang bagus (tertawa).

T: Kamu melakukan aktivitas-aktivitas yang berbeda seperti musikal, film dan drama, mana yang menurutmu paling cocok denganmu?
Semuanya menarik. Sejujurnya, yang paling nyaman mungkin adalah drama. Sebagian karena aku main di banyak drama selama ini. Semuanya punya pesonanya masing-masing. Panggung juga sangat atraktif, dan aku pikir ini adalah tempat dimana aktor dapat menerima penghormatan; film punya kedalaman dan kesenangan yang hanya dimiliki film; drama punya genre yang beragam dan keunggulan dapat menyelesaikan syuting dengan cepat, umpan balik yang cepat (dari penonton) dan kamu dapat melihat hasil kerjamu secara cepat. Genre dan topik drama akhir-akhir ini juga semakin beragam.

T: Pasti melelahkan melakukan “The K2” dan “The Days” dalam waktu yang sama, apakah ada sesuatu yang membuatmu gigih bertahan?
Dibanding alasan khusus yang membantuku gigih, aku hanya bekerja dengan banyak kesenangan. Aku punya banyak kesenangan ketika tampil, dan aku juga bahagia di atas panggung. Di antara itu, aku juga punya jumpa fans yang aku lakukan dengan senang dan bahagia. Walaupun melelahkan, aku pikir aku mampu gigih bertahan dengan melakukan hal-hal itu.
T: Apakah kamu pernah berpikir ikut ambil bagian dalam OST “The K2”?
Sebenarnya aku menerima tawaran OST kali ini juga, tapi aku menolaknya dengan halus. Kali ini, aku menolak dengan halus dengan harapan seseorang yang dapat menyanyi dan mengekspresikan perasaannya melalui lagu jauh lebih baik daripada aku dapat menyanyikan lagu tema, dan aku juga berharap mengekspresikan diriku sendiri melalui musik suatu hari nanti.

T: Apakah ada waktu dimana kamu berharap kamu juga punya seorang bodyguard seperti Kim Je Ha?
Itu akan sangat bagus. Dia hanya akan menjagaku tak peduli apapun yang aku lakukan, dan bukankah ada juga saat-saat dimana seseorang merasa tidak tenang sekalipun sebagai pria? Berjalan di malam hari juga berbahaya. Tentu saja lebih berbahaya bagi wanita karena mereka lebih lemah daripada pria, tetapi pria juga bisa terjebak dalam situasi yang kurang menguntungkan (tertawa). Kenyatannya, akting sebagai pekerjaan tersendiri juga membutuhkan kerjasama dengan para bodyguard. Terkadang ketika aku tampil di pertunjukan atau pergi ke bandara, kami akan meminta bantuan para bodyguard karena fans mungkin akan berkumpul dan menyebabkan insiden, dan mereka sangat menentramkan di saat-saat seperti itu. Aku berpikir banyak tentang itu ketika aku menganalisis tokoh ini.

T: Penampilanmu di “We Got Married” juga banyak dibicarakan orang.
Ketika syuting “The K2”, aku melihat artikel tentang Bomi-ssi yang salah mengira Tae Joonie sebagai aku. Jadi penulis “We Got Married” menghubungiku untuk menanyakan apakah aku bisa tampil sekali saja. Aku memikirkan tentang hal itu dan berpikir akan menyenangkan jika tampil sebagai tamu kejutan, jadi aku pergi. Itu pertama kalinya aku berada di variety show semacam itu jadi aku sangat gugup. Aku mengenal Tae Joonie dari hyung yang dekat denganku, dan menurutku dia sangat baik. Matanya bersinar terang dan aku berpikir kami akan mampu menjadi dekat sebagai hyung dan dongsaeng. Begitulah kami menjadi dekat.

Aku tidak punya keinginan untuk tampil di “We Got Married”. Kupikir aku akan sangat malu (tertawa). Penonton akan mendapat kepuasan seolah-olah diri mereka sendiri yang melakukannya ketika menonton orang lain menjadi dekat seperti kekasih yang sesungguhnya, dan mereka mungkin akan menikmati menontonnya, tapi jika aku tampil di WGM dan melakukan ini, aku akan menjadi sangat malu dan tersipu-sipu. Aku mungkin tidak akan mampu melakukannya dengan baik (tertawa).
T: Apakah kamu pernah berpikir tampil di variety show lain?
Aku tidak terlalu memikirkan variety show. Aku tampil di “Running Man” sebelumnya, dan itu tak semudah yang kupikirkan. Aku harus terus berlari dan melakukan misi. Setelah main variety sekali saat itu, aku bisa merasakan orang-orang yang melakukan variety show sangat keren dan hebat.

T: Apakah web drama “First Kiss For the Seventh Time” proyekmu selanjutnya? Apa rencanamu di masa depan?
Sebenarnya itu bukan web drama tapi iklan. Iklan itu difilmkan dalam format sebuah web drama. Kamu bisa memikirkan itu sebagai iklan yang difilmkan dengan gaya sebuah drama dengan para aktor tampil bergantian di setiap episode.

Aku masih punya pertunjukan “The Days” di provinsi-provinsi. Aku mungkin akan menghabiskan akhir tahun dengan bahagia bersama anggota tim ketika kami tur ke provinsi-provinsi. Jadwalku untuk “The K2” berakhir hari ini jadi mulai besok dan seterusnya aku akan melihat-lihat proyek yang ditawarkan padaku dan beristirahat. Filmku “Fabricated City” akan tayang awal tahun depan, jadi aku akan menantikannya (tertawa).

T: Apakah ada sesuatu yang harus kamu lakukan sebelum mencapai umur 30-an?

Aku berharap dapat sering berjalan-jalan sebelum aku bertambah tua. Aku ingin naik sepeda motor favoritku dan pergi traveling atau backpacking. Aku ingin pergi dalam sebuah perjalanan dimana aku bisa melihat dan merasakan banyak hal tanpa tujuan yang pasti.
T: Kamu ingin menjadi aktor yang seperti apa di masa depan?
Ini adalah pertanyaan yang sangat sulit dan juga sebuah pertanyaan yang terus-menerus kutanyakan dan kupikirkan sendiri. Aku selalu mengatakan dengan abstrak ‘aku ingin menjadi aktor yang baik’, tetapi aku mempertanyakan diriku sendiri apa artinya menjadi aktor yang baik. Ketika aku bertanya-tanya apakah seorang aktor yang selalu membawa kesuksesan secara komersial pada dramanya, seorang aktor yang popular, atau seorang aktor yang menghasilkan banyak uang adalah aktor yang baik, aku menyimpulkan mungkin jawabannya tidak. Aku masih berpikir tentang itu.

Setiap kali aku bekerja di suatu proyek, aku melakukan yang terbaik dan berusaha menikmatinya ketika aku berakting. Karena aku melakukan ini di setiap proyekku dan menyambut proyek baru lainnya, aku punya harapan aku akan melihat diriku sendiri sebagai seorang yang menjadi aktor yang baik ketika aku mengingat kembali diriku sendiri di lain kesempatan. Itulah mengapa aku mencoba menikmati bekerja di setiap proyek yang aku kerjakan.

Terjemahan Korea-Inggris: Gabby (JCW Kitchen)
Terjemahan Inggris-Indonesia: kanz
Sumber: Top Star News, JCW Kitchen

[WAWANCARA] 161114 Wawancara "The K2" Ji Chang Wook dengan Sports Chosun

Ji Chang Wook sekarang adalah seorang bintang action.

Kami bertemu dengan Ji Chang Wook yang menunjukkan akting penuh passion di drama Jumat-Sabtu tvN “The K2”. Setelah menyelesaikan drama, Ji Chang Wook mengatakan, “Syuting terakhir kami berakhir sekitar pukul 4 dini hari. Aku baru bangun dari kenyataan setelah aku tidur dan bangun tidur. Sebenarnya, aku berpikir aku akan bangun dari kenyataan setelah syuting adegan terakhir, tetapi para staf kelelahan dan sutradara Kwak Jung Hwan bahkan tidak dapat memfilmkan adegan terakhir karena dia harus pergi dan mengedit footage, jadi aku tidak merasakannya karena kami berakhir begitu saja. Setelah bangun dari tidur, aku merasa bahagia karena aku tidak perlu melihat naskah lagi.”

“Walaupun ada banyak ekspektasi, ini juga merupakan proyek yang penuh dengan penyesalan. Itu adalah keserakahanku sebagai seorang aktor, aku memiliki banyak sekali hasrat untuk menunjukkan sisi yang lebih berbeda dan menarik dariku. Walaupun aku sangat berterimakasih atas pujian yang aku terima, secara pribadi aku sering bertanya-tanya apakah itu rasa kasihan. Karena tidak mungkin untuk selalu puas dengan semua aspek di setiap proyek, jadi walaupun aku menyelesaikan satu proyek dengan penyesalan, aku juga menantikan untuk menampilkan diriku lebih banyak di proyek selanjutnya.” “Ini adalah proyek yang sering aku khawatirkan. Aku sering berpikir bagaimana seharusnya aku menganalisa dan berakting supaya meyakinkan penonton. Aku dapat berakting seperti ini karena naskahnya atau melalui analisisku sendiri, namun aku tidak mampu meyakinkan penonton pada beberapa bagian. Aku merasa sedikit menyesal karena aspek itu. Aku ingin menunjukkan akting yang baru dengan cara yang lebih konkret dan menarik, jadi aku merasa sedikit menyesal.”
Tetapi hal yang paling mengejutkan bagi penonton adalah adegan action di kamar mandi. Adegan Kim Je Ha telanjang dan berkelahi melawan anggota JSS yang punya pikiran jahat kepadanya cukup mengejutkan. Ji Chang Wook memilih ini sebagai adegan yang paling berkesan baginya.

“Adegan action yang paling berkesan adalah adegan di kamar mandi. Adegan itu dilakukan pada kali pertama syuting drama itu. Karena aku harus menampilkan tubuhku, aku berkata pada sutradara akan sulit bagiku menjaga bentuk tubuhku karena aku harus menjaga dietku setiap hari dan berolahraga setiap hari, dan aku ingin melakukan adegan itu secepat mungkin, jadi adegan itu ditempatkan pada sesi syuting pertama. Ini juga adegan yang paling mengkhawatirkanku saat aku melihat naskah. Aku takut tampil telanjang untuk berkelahi, dan aku khawatir apakah adegannya akan terlihat baik-baik saja di layar kaca dan apakah (penonton) akan menganggapnya menjijikkan. Aku berpikir adegan ini bisa terlihat jorok jika dilakukan dengan salah. Untungnya, adegan ini muncul sebagai adegan yang tidak biasa. Aku pikir adegan ini memberikan kepuasan dalam diriku.”

Ji Chang Wook mendapat predikat “bintang action” melalui drama ini. Dia pun berkata, “Kupikir istilah bintang action tidak buruk. Action sendiri adalah mimpi setiap lelaki. Aku juga mencoba meniru (gerakan action) ketika menonton film action ketika aku masih kecil. Aku menikmati memiliki warna lain yang merupakan kekhasanku. Ketika aku masih muda, aku terbiasa mengkhawatirkan kekhasan apa yang akan aku miliki, tapi sekarang, kurasa tidak buruk sebagai seorang aktor memiliki kekhasan tersendiri dan bersinar karenanya. Tidak hanya action, tetapi ketika ada lebih banyak komentar positif, aku merasa sangat bahagia. Karena ada lebih banyak komentar positif tentang adegan-adegan actionku, aku merasa sangat berterimakasih kepada tim stuntman-ku. Sebenarnya, aku tidak bisa melakukan action tanpa tergantung pada body double. Walaupun tidak terlihat, dia sangat banyak menderita. Dalam setiap proyek yang aku kerjakan, aku merasa sangat bersyukur dan khawatir apakah dia akan terluka.”
Kerja keras yang luar biasa juga diperlukan untuk adegan-adegan action yang sulit. “Itu tidak mudah secara fisik. Aku sangat menikmati berolahraga bahkan pada hari-hari biasa. Aku suka bergerak, jadi itu salah satu alasan aku sering berolahraga biasanya. Aku ingin menampilkan karakter sebagai pria yang lebih kuat dibandingkan drama-drama sebelumnya, jadi aku sering melatih otot-ototku. Aku pikir penting untuk melakukan latihan dan mengkoordinasikan gerakan dengan tim stuntman sebelum melakukan adegan action. Aku familiar dengan hal ini karena aku sudah melakukan banyak (adegan) action sebelumnya. Jadi ini sedikit lebih nyaman.

Walaupun setiap orang mengakui aktingnya di adegan-adegan action, dia merasakan penyesalan.

“Sejujurnya, aku memilih drama ini berpikir ini bukanlah drama action. Struktur dan hubungan antara tokoh-tokohnya menarik dan aku punya pandangan yang romantis tentang bodyguard. Ini bisa menjadi drama yang atraktif hanya berdasarkan hubungan para tokohnya, dan aku hanya berpikir action sebagai salah satu hal yang dapat dinikmati penonton, tetapi ternyata ada banyak sekali action. Episode 1 bahkan berakhir dengan aku yang melakukan action. Aku memulai drama berpikir aku akan mampu menahan penderitaan secara fisik dan melakukan action untuk menghasilkan adegan yang bagus untuk drama, tapi suatu ketika aku justru merekam kalimat ‘bodyguard action The K2’. Ini adalah drama yang memiliki begitu banyak hal yang ditawarkan selain action, jadi aku merasa menyesal bahwa dramanya memilih berfokus pada action saja. Aku selalu aktif bergerak dan banyak berolahraga, jadi aku banyak melatih otot-ototku karena ada adegan-adegan yang membuka baju di drama ini. Aku melakukannya karena image tokohnya juga. Kupikir aku tidak memiliki keinginan lagi untuk bermain action untuk saat ini. Aku sudah melakukannya terlalu banyak. Diantara semua proyek yang sudah kujalani sejauh ini, kupikir action disini adalah yang paling berat,” dia berkata sambil tertawa.
“Lingkungan syuting di Cina dan Korea sangat berbeda. Aku bahkan bertanya-tanya apakah aku akan kesulitan menyesuaikan pada perubahan yang mendadak di lingkungan syuting, tapi aku tidak merasakan itu sama sekali. Walaupun lingkungannya berbeda, kupikir aku menyesuaikan dengan baik dan aku bekerja dengan senang. Aku mungkin memiliki penyesalan yang besar kali ini, tapi aku juga merasa sangat lega setelah drama berakhir. Setelah ‘Healer’ berakhir, ini adalah proyek yang aku pilih setelah berpikir panjang, jadi aku memiliki banyak cinta untuk drama ini. Ini juga sebuah proyek dimana aku bekerja dengan sangat akrab dengan para senior, kolega dan staf.”

Kim Je Ha adalah tokoh multidimensi yang terperangkap dalam hubungan yang kompleks, dan ini memberikan beban berat di pundak Ji Chang Wook. Karena emosi yang dramatis dan hubungan antara tokoh-tokohnya harus ditampilkan melalui dialog-dialog pendek karena kepribadian tokohnya. Namun Ji Chang Wook mampu menawan penonton melalui aktingnya yang berkualitas. Selain menarik perhatian penonton dengan action bodyguard-nya yang luar biasa, dia juga menawan hati penonton berkat adegan-adegan melodramatis dengan Go Anna.

Yoona adalah contoh idol-aktris dari SNSD. Kami penasaran tentang hubungan kerjanya dengan Yoona. 

“Karena dia adalah seorang idol dari SNSD dan seorang aktris yang awalnya idol, aku benar-benar mencoba untuk tidak memiliki prasangka ketika melihatnya ketika aku pertama kali bertemu dengannya sebagai pasangan. Aku hanya memikirkan dia sebagai pasangan dan lawan main. Sebenarnya karena aku belum pernah melihat aktingnya di proyek-proyek sebelumnya, aku akhirnya bisa melihat dia tanpa prasangka. Aku melihat dia sebagai Yoona yang memerankan Anna.”

“Aku sering berbincang-bincang dengan Yoona. Sebenarnya adegan ciuman terakhir difilmkan di awal ketika kami pergi ke luar negeri untuk syuting. Pada saat itu, aku baru tahu kami akan syuting adegan ini ketika aku tiba di bandara Barcelona, Spanyol. Belum ada naskah konkrit pada saat itu, dan kami hanya diberikan skenario bahwa pasangan Je Ha dan Anna akan ciuman di lokasi dengan pemandangan yang indah. Aku sangat terkejut. Itu juga adegan yang memberiku banyak tekanan. Adegan seperti itu tidak akan mungkin difilmkan jika kami merasa tidak nyaman terhadap satu sama lain, jadi kami tidak punya pilihan selain menjadi akrab ke satu sama lain secepat mungkin. Kami segera menanggalkan formalitas dan berbincang banyak mengenai nilai-nilai kita, hobi, filosofi hidup dan hal-hal lain tentang diri kita. Karena kami harus syuting adegan itu di awal, kami menjadi nyaman satu sama lain dan berakting tanpa beban. Aku berpikir dia pasangan yang sangat santai, dan kami juga cocok satu sama lain secara natural. Itu pasti chemistry. Dapat bergantung satu sama lain dan memperlakukan satu sama lain dengan nyaman.”
Walaupun ada banyak sekali adegan yang terkenal seperti adegan ramen, adegan es krim stroberi, walkie-talkie, namun adegan yang benar-benar menunjukkan kisah cinta mereka dan menggerakkan hati penonton adalah adegan ciuman di bawah selimut.

“Ini adalah adegan yang sangat aku khawatirkan setelah melihat naskah. Dalam naskah, tertulis aku harus menutupi kepala dengan selimut, memeluknya dan berjalan di bawah selimut dan berciuman. Kami berdiskusi tentang bagaimana dapat melakukan ini dengan cara yang menarik yang cocok dengan atmosfer di lokasi syuting. Ada banyak bagian lain di naskah yang membutuhkan ad-lib (dialog spontan). Sutradara juga mengatakan itu tidak masalah. Dia berkata dia berharap syuting adegan ini dalam 1 take tanpa editing lagi, kami mengesampingkan naskahnya dan syuting berdasarkan latihan sebelumnya. Kami banyak melakukan ad-lib dalam situasi yang mendesak yang dapat membuat sangat tegang. Kami syuting itu selama hampir 3 menit. Sebenarnya aku harus tetap mengangkat lenganku selama 3 menit itu dan lenganku sakit, jadi itu bukanlah adegan yang mudah, tapi kami penuh perhatian terhadap satu sama lain dan menikmati syuting. Sebenarnya itu juga pertama kalinya aku syuting adegan seperti itu,” ungkap Ji Chang sambil tertawa.

Penyesalan tentang aspek melodrama tidak terelakkan. Proses dimana Je Ha dan Anna mengkonfirmasi perasaan mereka satu sama lain dan menjadi lebih dekat dijelaskan dalam cara yang sangat tersirat yang membuat para penonton bingung.

“Aku pikir bagian melo dari drama ini patut disesali. Alur drama juga sedikit kurang bagus. Aku berpikir ada banyak hal yang seharusnya dilakukan untuk meyakinkan penonton bagaimana Anna dan Je Ha tertarik satu sama lain dan alur ceritanya. Penulis skenario, sutradara dan para aktor juga mempertimbangkan itu. Aku pikir itu cukup dimengerti karena peristiwanya terus berulang. Karena kami terus mempertimbangkan ketertarikan yang pasti terjadi antara Je Ha dan Anna dan titik dimana itu terjadi, jadi para aktor berpikir Je Ha akan menyukai Anna dan punya alasan tersendiri. Tetapi sebenarnya aku merasa menyesal karena bagian itu tidak ditampilkan dengan cara yang lebih baik (kepada penonton).”
Satu hal yang menonjol adalah hubungannya dengan Choi Yoo Jin. Dimulai dari apa yang disebut hubungan konfrontasional, keduanya akhirnya mempercayai dan mengandalkan satu sama lain. Perubahan-perubahan dalam hubungan itu, seperti Choi Yoo Jin yang melihat Je Ha dalam pandangan romantis, dijelaskan secara dramatis di dalam drama.

“Itu sebenarnya salah satu bagian yang paling aku nikmati untuk ditonton. Je Ha dan Yoo Jin, dan Anna. Hubungan antara tiga orang ini sangat menarik. Bagaimanapun, dari perspektif Je Ha, Choi Yoo Jin adalah seseorang yang harus dia lindungi karena dia adalah bosnya, sedangkan Anna adalah seseorang yang dia lindungi. Yoo Jin ingin memiliki Je Ha, tetapi Anna dan Je Ha terlibat dalam hubungan asmara. Hubungan ini sangat menarik. Berada diantara dua wanita, aku berpikir drama ini akan lebih menarik jika tarik-ulurnya dilakukan dengan lebih baik. Aspek ini juga kurang. Banyak pertimbangan yang diberikan terhadap hubungan dengan Yoo Jin. Je Ha tidak dapat mencintai Yoo Jin, tapi dia juga tidak bisa melihatnya sebagai musuh. Diantara simpati dan rasa kasihan, aku berpikir Yoo Jin sebagai karakter yang akan membuat penonton penasaran apakah (perasaan) itu cinta, rasa kasihan, atau cinta dan benci. Sesungguhnya dari perspektif Je Ha, itu bukan cinta. Dia adalah karakter yang awalnya dilihat sebagai musuh, lalu dia menjadi partner bisnis, dan kemudian dia merasakan simpati dan rasa kasihan kepadanya begitu ia mengenal wanita ini. Selain itu, Yoo Jin berlaku seperti itu karena dia menginginkan Je Ha.”

Mungkin karena Song Yoon Ah dan Ji Chang Wook dua-duanya memiliki reputasi yang baik sebagai aktor yang memiliki akting bagus, ada sinergi yang luar biasa bagus ketika keduanya bertemu. Beberapa bahkan mendukung kelanjutan kisah cinta Kim Je Ha dan Choi Yoo Jin, dan bahkan ada wacana keduanya perlu lebih sering bertemu untuk menaikkan rating penonton.

Ji Chang Wook berkata, “Song Yoon Ah adalah senior yang selalu berakting bagus. Aku sendiri berharap peran Choi Yoo Jin dimainkan salah seorang senior seperti Song Yoon Ah, aku pikir dia akan sangat cocok dengan peran itu, dan casting akhirnya berakhir dengan baik. Itu sangat menarik. Aku sangat menyukai berakting dengan para senior. Jika aku memanggil mereka senior, hubungan yang hierarkis akan muncul. Tetapi ketika kita bertemu satu sama lain sebagai aktor di depan kamera atau di atas panggung, kami memandang setara satu sama lain. Aku merasa sangat senang dan gembira ketika aku merasa para seniorku juga melihatku sebagai partner yang setara. Itulah mengapa menarik untuk bekerja dengan Song Yoon Ah sunbae. Karena dia selalu melakukan dengan baik. Sangat melelahkan berakting dengan Song Yoon Ah sunbae. Kamu dapat merasakan energimu terkuras. Melihat bagaimana dia punya level konsentrasi yang sangat tinggi, aku akhirnya berkonsentrasi terus menerus karena aku merasa aku seharusnya tidak ketinggalan apapun walau hanya sesaat, dan akan sangat sulit untuk mengikuti jika aku menghilangkan konsentrasiku walau hanya sesaat. Jadi karena aku syuting seperti itu di setiap adegan, satu demi satu, aku merasa jauh lebih capek dibandingkan adegan-adegan lain begitu syuting selesai. Itu tidak mudah, tapi itu masih tetap menarik.”

Jadi antara Yoona yang memerankan Go Anna yang punya loveline dengannya, dan Song Yoon Ah yang karismatik, mana tipe idealnya?

“Keduanya punya pesona tertentu. Apakah itu wanita yang karismatik atau wanita yang lembut yang membuatmu ingin menjaganya, keduanya mempesona. Yang terbaik adalah mereka yang memiliki kedua kualitas ini. Begitu pula denganku. Terkadang aku akan menunjukkan banyak aegyo kepada pacarku, dan terkadang aku akan berperilaku seperti seorang pria. Bukankah membosankan jika seseorang hanya menunjukkan aegyo dari awal sampai akhir? Jadi aku pikir akan sangat bagus jika memiliki keduanya. Aku sangat serakah bukan?”, dia mengatakan itu sambil tertawa.
Selain Song Yoon Ah, ada banyak aktor senior seperti Jo Sung Ha dan Kim Gab Soo di “The K2”. Jadi dia merasa semakin menyesal.

Ji Chang Wook mengatakan, “Tidak banyak orang yang memberiku saran dalam akting sekarang. Banyak senior yang berbicara padaku ketika aku masih muda. Tetapi melihat aku juga berusia 30 tahun pada satu waktu, mungkin itu alasannya para senior tidak melakukan hal itu lagi. Walaupun aku junior, berbicara tentang akting adalah isu sensitif sehingga mereka bisa jadi merasa tidak enak untuk melakukannya, sehingga aku merasa menyesal. Aku bertanya-tanya bagaimana jadinya jika kami dapat berbagi pendapat mengenai akting jika ada sedikit lebih banyak waktu. Sebenarnya aku adalah fans dari aktor senior Kim Gab Soo. Aku ingin bertanya banyak pertanyaan padanya, tetapi tidak banyak kesempatan untuk berinteraksi dengannya, jadi itu sungguh disayangkan.”

Ji Chang Wook juga telah menjadi seorang aktor di usia 30 sekarang (usia Korea). Ada ungkapan bahwa usia seorang pria dimulai di umur 30 jadi adakah hal-hal yang telah berubah dari usia 20-an?

Dia mengungkapkan, “Aku tidak tahu apakah hal-hal telah berubah dari segi akting, tetapi secara personal, emosi yang aku rasakan sekarang berbeda dari usia 20-an. Sejak masih muda, aku telah berpikir bagaimana rasanya berusia 30 tahun. Bagi pria, angka 30 dalam usia punya makna. Jadi aku punya lebih banyak pikiran (tentang ini). Sepertinya aku harus menjadi seorang pria, dan sesuatu sepertinya telah berubah. Secara pribadi, aku pikir ini adalah waktu bagiku untuk menjadi seorang pria. Karena aku punya pikiran semacam itu secara pribadi, aktingku juga sepertinya berubah banyak. Sejujurnya, aku ingin menampilkan sisi laki-lakiku di dalam drama ini. Tidak seperti dramaku sebelumnya, aku ingin menampilkan sisi laki-lakiku dari sisi visual dan nada dan kepribadian tokohku.
Drama ini berakhir dengan happy ending. Apakah dia puas dengan endingnya?

Dia berkata, “Dalam diskusikan dengan sutradara di lokasi syuting saat episode 15, kami sepakat Je Ha di ambang kematian. Sebenarnya sutradara dan aku berpikir Je Ha akan meninggal di episode 16. Naskahnya awalnya telah diubah di episode 1. Episode 1 sebenarnya dimulai dengan Je Ha sekarat di adegan pertama. Anna menelepon Je Ha untuk mengatakan padanya agar jangan meninggal, dan Je Ha akan mengatakan dia benar-benar ingin beristirahat sekarang, seharusnya drama dimulai dengan adegan ini. Itulah mengapa aku jadi berpikir Je Ha mungkin akan mati. Tetapi sesaat sebelum kami syuting episode 15, naskah untuk episode 16 muncul, dan ternyata dia akan hidup dan baik-baik saja. Jadi alurnya diubah menjadi lebih hidup. Sebenarnya aku selalu menyukai tragedi sejak masih muda. Walaupun happy ending punya kehangatan tersendiri, aku secara pribadi lebih menyukai tragedi.”

Drama berakhir dengan semacam open ending. Nama asli Kim Je Ha dan alasan mengapa dia jadi buronan tidak pernah diungkapkan.

Ji Chang Wook menjelaskan, “Aku bahkan bercanda bahwa nama asli Kim Je Ha adalah Ji Chang Wook atau Kim Sang Sa (Sersan Kim). Itu tidak diungkapkan di bagian pertama, dan tidak diungkapkan pula sampai akhir. Ini adalah aspek dari drama yang kurasa paling sulit untuk terbiasa pada awalnya. Penulis naskah Song Ji Na sangat mendetail di ‘Healer’. Sangat sulit bagi seorang aktor untuk menyesuaikan detailnya. Sebagai contoh, seseorang dapat memiliki banyak pikiran ketika minum secangkir kopi, tapi sangat sulit menyesuaikan ketika emosi dijabarkan secara detail. Penulis naskah Jang Hyuk Rin berbeda 180 derajat. Tidak ada apa-apa sama sekali. Karena tidak ada penjelasan mengenai peristiwa yang terjadi sebelum dan sesudah suatu adegan, sulit bagi aktor untuk memerankannya. Nama asli Je Ha juga juga tidak diberitahu, dan alasan mengapa dia buronan juga tidak dijelaskan. Kami hanya diberi skenario dimana Je Ha dituduh bersalah atas kematian Rania dan menjadi buronan, dan dia menjadi tentara dan dikeluarkan dengan tidak hormat. Kami memulai dengan memikirkan bagaimana peristiwa sebelumnya seharusnya disusun. Membuat dan mendefinisikan peristiwa-peristiwa yang terjadi sebelumnya sendirian dan kemudian mencocokkannya tidaklah mudah.”
Jadi apakah Ji Chang Wook lebih menyukai memiliki detail atau tidak sama sekali?

Dia berkata, “Ada pro dan kontra. Ada keuntungan dapat melakukan apapun yang ingin aku lakukan ketika bagian-bagian tertentu tidak dijelaskan dengan detaikl, namun ada juga keuntungan berakting dengan lebih mendetail berdasarkan detail yang diberikan. Secara pribadi, aku pikir sedikit lebih bagus jika punya naskah yang mendetail.

Ji Chang Wook akan beristirahat untuk sementara waktu sembari mencari proyeknya selanjutnya.


Dia mengungkapkan, “Karena aku punya banyak sekali penyesalan untuk proyek ini, aku terus berpikir tentang proyekku selanjutnya. Ada tawaran-tawaran proyek yang berdatangan dan ada banyak juga yang kucari. Aku mencari proyekku selanjutnya dengan kesulitan. Setelah “The K2” berakhir, aku berencana membaca proyekku selanjutnya sembari aku beristirahat sebentar. Kupikir aku sebaiknya mengambil romantic comedy. Itu sesuatu yang belum pernah aku pertimbangkan sebagai proyekku hingga saat ini. Aku berpikir tipe-tipe drama semacam ini seharusnya dilakukan seseorang yang bagus pada romantic comedy, sedangkan aku lebih cocok dengan genre yang serius (Catatan: Dia menggunakan istilah Korea yang merujuk pada genre seperti horor, thriller, kriminal, misteri, dll. Karena tidak ada istilah bahasa Inggris yang pas jadi penerjemah menggunakan istilah genre yang serius). Genre yang serius juga lebih sesuai dengan seleraku. Tetapi saat ini, kupikir romantic comedy juga akan menarik dan aku mungkin bisa melakukannya dengan baik. Untuk proyekku selanjutnya, aku ingin melakukan sesuatu yang menyenangkan daripada action. Surat panggilan wajib militerku mungkin akan tiba pada Februari atau Maret tahun depan, dan aku mungkin akan tahu ketika waktunya tiba. Aku berpikir untuk melakukan satu proyek lagi sebelum aku wajib militer.”

Sumber: Sports Chosun, JCW Kitchen
Terjemahan Korea-Inggris: Gabby
Terjemahan Inggris-Indonesia: kanz

[NEWS] Web-Drama Lotte Duty Free “7 First Kisses” Tayang Hari Ini


Web-drama produksi Lotte Duty Free berjudul “7 First Kisses” (sebelumnya berjudul “6 First Kisses”) memiliki deretan aktor yang membuat penggemar drama Korea manapun terpana. Dibintangi 7 aktor yang yang super populer, yakni Lee Min Ho, Lee Jun Ki, Lee Jong Suk, Ji Chang Wook, Park Hae Jin, Kai EXO dan Taecyeon 2PM, drama ini telah menyedot perhatian banyak orang. Buat kalian yang sudah menantikan web-drama yang cetar membahana, hari inilah saatnya!

Beberapa waktu yang lalu, tepatnya tanggal 22 November, Lotte Duty Free menggelar konferensi pers untuk drama “7 First Kisses” ini di Lotte World Cinemas-Tower Point di Jamsil, Songpa-gu, Seoul. Konferensi pers tersebut dihadiri Lee Cho Hee sebagai pemeran utama wanita, Choi Ji Woo yang berperan sebagai ibu peri, Ji Chang Wook, Lee Jun Ki, Kai dan Taecyeon. Sayangnya Park Hae Jin (yang muncul di video), Lee Min Ho dan Lee Jong Suk tidak dapat menghadiri acara tersebut dikarenakan syuting drama/film mereka masing-masing. Acara tersebut dipandu oleh Lee Teuk Super Junior yang juga merupakan model Lotte Duty Free.
 
 
Drama ini disebut-sebut sebagai blockbuster romance drama yang berkisah tentang Min Soo Jin (Lee Cho Hee), seorang staf di sebuah toko Lotte Duty Free. Suatu hari ia tidak sengaja bertemu dengan ibu peri (Choi Ji Woo) dan mendapat keberuntungan bertemu dengan 7 pria tampan yang akan merebut hatinya. Web-drama “7 First Kisses” hanya sepanjang 8 episode dan tiap episodenya berdurasi sekitar 10 menit. Bisa dibilang, web-drama ini adalah iklan yang dikemas dalam durasi panjang dari Lotte Duty Free mengingat semua bintangnya adalah model iklan mereka.

Ji Chang Wook berperan sebagai agen rahasia yang seksi disini dan hanya dia satu-satunya yang kebagian peran action. Mungkin karena “Healer” dan “The K2” dia mendapat peran agen rahasia yang super seksi. Namun, dalam konferensi pers Ji Chang Wook justru mengatakan, “Aku menjadi agen rahasia di dramaku sebelumnya ‘The K2’, dan sejujurnya aku ingin memerankan peran yang baik hati dan lemah lembut di drama ini. Aku meminta tim produksi untuk mengganti skenario, tapi sayangnya aku ditolak (tertawa). Jadi (sekali lagi), aku akan menjadi satu-satunya yang punya adegan action dan menunjukkan tubuhku (lagi).” Konon kabarnya Ji Chang Wook menginginkan peran Church Oppa (peran Lee Jun Ki karena dia akan bisa mengendarai mobil sporty merah) atau chaebol (peran Taecyeon). Mungkin dia lelah main action terus. LOL
 
 
Sekitar 70 agen perjalanan dari Cina, Jepang dan Asia Tenggara berpartisipasi dalam konferensi pers web-drama ini, dimana 11 agensi entertainment termasuk Glorious Entertainment menandatangani MoU (Memorandum of Understanding) dengan Lotte Duty Free untuk mempromosikan Hallyu dan pariwisata Korea lebih lanjut. Semua perwakilan agen perjalanan yang hadir juga mengikuti perjalanan wisata 3 hari termasuk konferensi pers ini dan tur ke fasilitas Lotte World Tower Observatory. Lotte Duty Free juga mengundang beberapa “Wang Hong” (seleb internet di Cina) untuk membantu promosi mereka di Cina.

“7 First Kisses” mulai tayang hari ini 5 Desember 2016, setiap Senin dan Kamis pukul 10.00 KST (8.00 WIB). Kalian bisa menonton web-drama ini di Naver V Web Drama atau di Lotte Duty Free Youtube, sudah termasuk engsub.

Foto-foto dari Konferensi Pers "7 First Kisses":
 
 

Video dari Konferensi Pers "7 First Kisses:
Link Naver V Web Drama: http://www.vlive.tv/channels/ED523B
Link Youtube: https://www.youtube.com/user/lottedfs
Sumber: JCW Kitchen, Naver, as tagged

[WAWANCARA] TV Report: “Popularitas Puncak” Aktor Ji Chang Wook

Ji Chang Wook berbagi kesan-kesannya setelah menyelesaikan drama “The K2”. Dia berbicara tentang bagian-bagian yang mengecewakan, ditambah chemistry-nya dengan Yoona (dari SNSD), dan kecocokannya dengan [aktris] Song Yoon Ah.

Di pagi hari tanggal 14 November, wawancara dengan Ji Chang Wook dilaksanakan di sebuah kafe di Itaewon, Yongsan-gu, Seoul.

Saat penayangan episode terakhir (12 November), Ji Chang Wook mendiskusikan kesannya pada akhir episode, mengatakan, “Syuting terakhir berakhir sekitar jam 4 dini hari. Aku merasa ngantuk, bangun tidur, dan mulai menyadari ‘inilah akhir drama itu’.”

Ji Chang Wook mengatakan, “Walaupun aku sangat berterimakasih atas pujian yang aku terima, ‘The K2’ adalah proyek yang kusesali. Aku ingin menunjukkan banyak hal menarik tentang tokohnya. Aku khawatir apakah aku dapat mempengaruhi penonton atau tidak pada beberapa bagian.”

Dia menambahkan, “Ada sesuatu yang kurang memuaskan pada alur kisah cinta. Harusnya ada sebuah alasan untuk meyakinkan penonton pada suatu titik bagaimana Anna (Yoona) dan Je Ha (Ji Chang Wook) tertarik satu sama lain.”
Dia juga berkata tentang kesulitan berakting pada begitu banyak adegan action. Ji Chang Wook berkata, “Aku berpikir ini bukanlah drama action saja. Aku berpikir tentang komposisi dan hubungan diantara orang-orangnya menarik. Aku memutuskan ini akan menjadi drama yang menarik hanya karena itu. Aku pikir action adalah salah satu sorotan. Namun, itu terlalu banyak. Kupikir untuk saat ini, aku mungkin tidak akan berakting di drama action lagi.”

“Aku juga ingat adegan action di kamar mandi, aku seringkali khawatir ada terlalu banyak eksposur. Aku juga berkata ke sutradara bahwa itu sulit untuk menjaga proporsi tubuh (yang sama) setiap hari,” ia mengatakan. “Aku takut adanya perkelahian itu yang tanpa busana. Walaupun aku khawatir bahwa diantara penonton, ada orang-orang yang merasa jijik, tetapi untungnya adegan itu menjadi adegan yang unik.”

Ji Chang Wook juga berbicara tentang chemistry-nya dengan Song Yoon Ah di drama. Ji Chang Wook mengatakan, “Dalam peran Choi Yoo Jin, aku memikirkan Song Yoon Ah sunbaenim di hatiku, sangat menarik ketika aku melihatnya di layar kaca,” dan “Jadi ketika berakting dengan Song Yoon Ah sunbaenim kita jadi serius. Energi yang kurasakan ketika akting. Ketika merasa harus memiliki konsentrasi tingkat tinggi. Tidak mudah untuk tetap fokus (selama syuting).”
“Aku berusaha melihat Yoona SNSD tanpa adanya prasangka terhadap idol, jadi aku hanya melihat Yoona sebagai Anna.” Ji Chang Wook mengetahui adegan ciuman di episode terakhir dnegan Yoona dari sutradara saat di bandara Barcelona di Spanyol; dia sangat terkejut dan berkata kepada Yoona “Kita perlu mengenal satu sama lain secara cepat.” Dia tertawa, “Itu adalah tekanan tambahan.”

Di akhir wawancara Ji Chang Wook mengungkapkan jadwalnya masuk wajib militer. “Kupikir surat pemberitahuan akan tiba sekitar akhir Februari tahun depan,” ia berujar. “Aku pikir itu akan sulit untuk menunda. Aku memikirkan tentang proyekku selanjutnya; kepalaku sakit saat melihat naskah-naskah. Aku ingin muncul di satu proyek lagi sebelum pergi wamil. Aku bertanya-tanya apakah ada romcom yang bagus yang tersedia, tapi yang jelas aku tidak akan mengambil drama action lagi.”

Diterjemahkan dari bahasa Jepang ke Bahasa Inggris oleh cherkell (JCW Kitchen)
Terjemahan Inggris-Indonesia: kanz
Sumber: TV Report via Kstyle Japan

[WAWANCARA] Harper’s Bazaar edisi September 2016: Ketulusan Canda Tawa Ji Chang Wook

Ada orang yang menampilkan wajah aslinya dalam canda tawa dibanding pada debat serius. Dia yang benar-benar menolak kencan di depan publik karena dia tidak ingin membesar-besarkan masalah, dan yang masih mengklaim bahwa dia masih tidak tahu bagaimana caranya membuat dirinya menarik, aktor Ji Chang Wook yang debut 8 tahun yang lalu adalah pria seperti itu. Untuk itu kami berbincang-bincang dengannya. Tentang dilemanya terkait diet, air mata dan kencan.

Kami meminta maaf harus membuatmu memakai baju musim dingin dalam cuaca panas seperti hari ini (hari itu sangat panas dengan suhu mendekati 34°C dan tidak ada AC di dalam studio). Tetapi kamu mampu mengatasinya dengan baik. Kamu bahkan berkata kepada staf dengan bercanda “Kamu sekarang dilarang mengatakan kamu merasa panas!”
Itu bagus untuk menyelesaikan masalah sambil bercanda. Atmosfer di suatu tempat itu pending; tidak akan nyaman bagi staf untuk mencoba dan menjadi sopan supaya aku tidak marah. Ada saat-saat dimana aku bahkan tidak bisa membiarkan suatu hal kecil, tetapi aku telah berubah begitu aku bekerja. Wajar jika merasa lapar, panas, atau menjadi sedikit lebih sensitif ketika bekera. Jika aku memikirkan secara keseluruhan, membiarkan hal-hal kecil adalah hal yang benar untuk dilakukan. Tapi aku memang kepanasan. Terutama ketika aku memakai baju rajutan dan kaos dengan jas, itu benar-benar…(tertawa).

Hari ini adalah benar-benar hari yang panas dan membuatmu lapar. Kamu sekarang sedang menjaga dietmu bukan?
Tapi itu menjadi masalah karena aku makan lagi. (Makanan apa yang tidak bisa kamu tolak? Alkohol?) Aku justru bisa menahan diri dari alkohol. Jika aku berpikir aku tidak bisa makan sesuatu, aku tidak akan membiarkan diriku mencicipinya. Ramyun, Jjapaghetti (sejenis mie instan), jokbal, sundaeguk (sup sosis darah)… Ketika membayangkan “Betapa nikmatnya jika aku pergi ke restoran Sundaeguk Shin Eui Joo di depan rumahku?”, aku akhirnya berkompromi dengan memikirkan “Apakah sebaiknya aku berolahraga setelah makan?”. Membentuk tubuh yang baik adalah hal yang sangat menyakitkan. Kurasa tidak apa-apa jika orang dengan tubuh yang bagus memamerkan tubuhnya! Karena orang-orang tidak menyukai melihat mereka yang membuka baju dan memamerkan tubuhnya. Tapi tolong pikirkan betapa menyakitkan proses itu. Tahukah kalian seberapa tawarnya dan amisnya protein itu? Ada begitu banyak makanan yang lezat di dunia ini, tetapi seseorang harus menahan diri dari itu semua. Itu patut dihargai.
Jadi akankah kami bisa melihatmu memamerkan tubuhmu di drama tvN “The K2” yang akan tayang pada 23 September?
Ada adegan-adegan topless, tetapi tubuhku bukanlah pada kondisi yang layak untuk dipamerkan. Aku merasa itu sangat impresif ketika melihat para aktor yang dapat menjaga tubuhnya dengan sempurna pada saat syuting. Ada sesuatu yang kurasa sangat tidak adil ketika syuting “Healer”. Waktu yang kuhabiskan untuk mempersiapkan drama itu cukup lama. Adegan pertama adalah aku bermain tennis dengan sebuah komputer dan lalu mencopot pakaianku, jadi aku bekerja sangat keras untuk berolahraga. Tetapi karena lokasinya dibangun terlambat, kami hanya syuting adegan itu sebulan setelah kami memulai syuting. Tubuhku sudah sedikit tidak bagus pada saat itu. Ah, ini tidak benar, tubuhku awalnya sangat bagus…

Aku ingat adegan itu. Aku berpikir itu adalah adegan awal yang memberi gambaran yang bagus tentang tokoh Seo Jung Hoo, kurir malam terbaik di industri yang dilengkapi dengan gadget pintar dan mampu menyelesaikan tugas apapun, dan punya tujuan utama menabung uang untuk membeli pulau dan tinggal disana sendirian. Kamu juga adalah seseorang yang misterius dan kompeten di “Healer”, dan sekarang kamu memainkan peran sebagai bodyguard elit yang dulunya merupakan tentara bayaran.

 Kamu sepertinya punya ketertarikan terhadap genre action?
Aku tidak terlalu suka action sejujurnya. Tetapi anehnya, aku terus melakukan drama-drama action. “Empress Ki” adalah satu-satunya yang tanpa action, aku berperan sebagai instruktur taekwondo di “Whirlwind Girl 2” yang sekarang tayang di Cina, dan juga ada banyak adegan action di filmku yang mendatang “Fabricated City”. Walaupun seperti itulah drama-drama lainnya, aku memilih “The K2” bukanlah karena action, tetapi karena aku merasakan perselisihan dan konflik psikologisnya akan menarik. Kim Je Ha, mantan tentara bayaran yang menjadi buronan, bertemu Choi Yoo Jin (Song Yoon Ah) dan Go Anna (Yoona) dan menjadi bodyguard mereka. Tetapi setelah melihat ke dalamnya, kamu akan melihat bahwa ini adalah sebuah drama yang berpusat pada konflik psikologis diantara cinta dan balas dendam.

Kamu sepertinya lebih banyak memilih karakter yang berbeda pada awal dan akhir. Ta Hwan di “Empress Ki” awalnya terlihat polos dan kekanak-kanakan, tetapi kemudian bertransformasi menjadi kaisar yang gila. Bahkan Seo Jung Hoo yang keren di “Healer” yang tidak peduli terhadap apapun di dunia ini pada akhirnya menunjukkan sisi kemanusiaan yang berani tetapi hangat. Apakah Kim Je Ha juga akan mengalami perubahan dalam kepribadian?
Dia adalah teman yang sangat sinis. Karena dia memiliki trauma ditinggalkan negara dan organisasinya di masa lalu, dia punya pandangan dingin terhadap dunia dan menganggapnya semuanya mengganggunya. Orang seperti itu akan membuka hatinya dan berubah sedikit demi sedikit ketika bertemu dengan seseorang, dan aku menemukan konflik dalam dirinya yang dia alami selama proses itu sungguh menarik. Situasi-situasi yang membutuhkan pengendalian; menginginkan cinta tetapi tak bisa mencintai, menginginkan makan tetapi tak bisa makan (tertawa). Konflik internal semacam ini muncul di semua karakter.

Selain casting, ada antisipasi yang besar karena ini adalah karya sutradara Kwak Jung Hwan yang menyutradarai “Neighbourhood Hero” dan “Chuno” dan penulis naskah Jang Hyuk Rin yang menulis “Yongpal”.
Itulah mengapa aku juga mengantisipasinya. Naskahnya juga menarik, tetapi terutama pemikiran sutradara sesuai dengan pemikiranku. Dia berbagi banyak hal tentang keseluruhan corak drama ini, bagaimana psikologi para tokoh-tokohnya sebaiknya ditampilkan dengan efektivitas yang lebih baik tanpa menjadi terlalu konvensional, dan aku melihat kebanyakan opini kami sama. Sulit untuk berakting jika aku tidak mampu memahami. Yah, aku tetap bisa melakukannya tapi aku akan berpikir betapa berartinya hal itu.
Aku juga merasa kamu berakting dengan memikirkannya secara mendalam dibanding dengan insting di semua karyamu sejauh ini.
Terkadang aku hanya berakting berdasarkan apa yang aku rasakan, tetapi walaupun ada saat-saat seperti itu, aku sebenarnya masih menggunakan banyak kalkulasi. Pertama, perlunya analisis yang jelas dan mendetail dari tokoh sebagai dasar. Walaupun sama halnya dengan aktor-aktor lainnya, aku berpikir banyak tentang alur cerita dan tidak hanya peranku saja. Salah satu kesalahan yang kubuat ketika aku masih muda adalah memikirkan hanya satu adegan atau emosi. Sebagai contoh, jika seorang tokoh berada dalam situasi yang sangat buruk, itu tidak diselesaikan secara instan, tapi berlanjut selama beberapa episode. Pada saat itu, aku akan berada hanya pada satu emosi dan berakting marah secara terus-menerus untuk satu atau dua episode. Sekarang, aku mencoba melihat naskahnya secara keseluruhan dengan perspektif yang lebih luas. Aku perlu menganalisa tidak hanya adeganku saja, tetapi juga apa yang terjadi di adegan sebelumnya, dan suasana seperti apa yang harus kumiliki untuk harmoni yang lebih baik (diantara adegan).

Ketika syuting “The K2”, kau juga mempersiapkan untuk drama musikal “The Days” yang akan dimulai pada 25 Agustus. Apakah ada alasan khusus mengapa dirimu bermain di musikal itu sejak musim pertama, bahkan di musim kedua dan ketiga?
Karena perasaan. Aku mungkin punya rasa sayang untuk musikal itu, tetapi tidak mampu menolak juga alasan lainnya. Sejujurnya, aku berpikir aku tidak bisa berakting di “The Days” mengingat jadwalku sekarang. Aku akan mempengaruhi tim karena aku sering tidak dapat menghadiri latihan dan tidak dapat tampil sering. Itu adalah proyek yang sangat melelahkan tetapi menyenangkan di musim pertama, jadi ada sebagian dariku yang tidak ingin melewatkan kesempatan ini, sedangkan bagian lainnya dariku tidak dapat menolak tawaran dari kepala tim produksi. Dia bertanya padaku “Kamu akan tampil lagi jika kita menampilkan pertunjukan ini lagi tahun depan bukan?” ketika kami minum-minum, jadi itu sulit bagiku untuk berkata “Tidak, aku tidak bisa”. Aku berkata “Aku pasti akan melakukannya!” dan aku akhirnya melakukan musikal ini terus-menerus (tertawa). Mungkin akan ada yang berkata bahwa aku kurang profesional, tapi kupikir ini juga bisa menjadi cara kerja yang personal. Yang jelas, sekalipun kelihatannya aku hanya bersikap sopan, ini adalah sesuatu yang sebenarnya ingin aku lakukan juga.

Aku ingat kamu mengatakan di suatu wawancara bahwa “aktingku terbagi antara sebelum dan sesudah aku berakting di musikal ‘The Days’”. Apa artinya itu?
Aku tidak menerima banyak tawaran sebelum aku membintangi “The Days”. Memang setelah musikal itu baik “Empress Ki” dan “Healer” berjalan baik dan hal-hal lain berjalan lancar. Bahkan terkait akting, “The Days” adalah kali pertama aku tampil di panggung yang besar. Ada banyak beban dan itu adalah pertunjukan dimana aku benar-benar mendorong diriku sampai akhir. Ketika seseorang yang tampil di TV berdiri di atas panggung, dia akan mulai menyadari tatapan yang tidak mengenakkan. Aku minum-minum dan sering menangis. Tetapi sekalipun itu sulit, drama musikalnya sangat bagus dan penuh kebahagian.

Apakah seorang pekerja tidak akan pernah mampu memproduksi karya yang baik tanpa melewati penderitaan? Jo Jin Woong-ssi juga mengatakan hal yang sama dalam wawancara dengan Bazaar dua bulan yang lalu. Apa itu benar?
Selama “Sons of Sol Pharmacy”, aku sering menangis ketika minum-minum bersama Jin Woong hyung…kata-kata itu memang sepertinya benar. Aku pertama kali menyadari betapa benar itu ketika berakting di sebuah pertunjukan dengan panggung kecil berjudul “Thrill Me” di 2010. Saat itu juga sangat sulit bagiku. Itu adalah peran yang sangat gagah, tetapi dia juga pria yang buruk yang menghina orang lain. Aku melihat diriku sendiri sebagai orang yang hina tetapi orang lain tidak merasakan hal yang sama. Jadi aku berkata pada hyung-ku yang berakting bersamaku bahwa aku tidak tahu apa yang harus kulakukan, dan bahwa aku berada dalam waktu yang sangat sulit, tetapi apa yang dia katakan menyadarkanku kembali. Akting meliputi membentuk seseorang yang tidak ada. Walaupun kami pria dan mungkin tidak tahu ini tepatnya, tetapi bukankah karakter yang baik muncul setelah mengalami besarnya penderitaan seperti yang dialami seorang ibu melahirkan? Sejak saat itu, aku mulai menganggap penderitaan seperti hal yang biasa. Aku mampu mengatasinya karena aku berpikir pada diriku sendiri bahwa itu normal untuk menderita seperti itu dan tidak ada yang salah. Fakta yang lain adalah sangat sulit bagiku untuk tampil nyaman di depan kamera. Sekarang aku justru merasa tidak nyaman jika hal-hal berjalan terlalu lancar.
Kamu sepertinya seseorang yang sering menangis. Tentunya kamu tidak menangis saat disuntik kan?
Tentu saja tidak! Aku menangis karena aku benar-benar merasa sedih. Aku baru debut saat “Sons of Sol Pharmacy”. Walaupun akting adalah akting, tetapi ada banyak hal yang kompleks dan sulit. Jin Woong hyung, Son Hyun Joo hyung; aku akan menangis hanya melihat wajah mereka saja. Aku punya fantasi untuk bergabung dengan sebuah agensi entertainment, dan aku berpikir aku hanya perlu khawatir tentang akting begitu aku bergabung dengan sebuah agensi, tetapi sayangnya tidak begitu. Itu membuatku stress ketika manajerku mengatakan aku harus melakukan ini dan itu mulai sekarang. Aku adalah aku, jadi mengapa aku harus terus mencoba berubah setiap waktu? Aku merasa sakit hati memikirkannya. Semuanya terlihat melelahkan ketika aku punya mentalitas seperti itu. Perlahan-lahan, aku mendapatkan pelatihan ketika aku bekerja, dan kesedihanku dan perasaan tidak adil menghilang. Jadi aku tidak mudah menangis akhir-akhir ini. (Yang jelas, kamu jelas bukan tipe yang tidak menangis sama sekali.) Boleh-boleh saja menangis ketika kamu sedih, dan boleh-boleh saja tertawa ketika kamu bahagia. Aku orang semacam itu.

Kamu adalah tipe orang yang jujur tentang perasaanmu. Apakah juga sama saat berpacaran?
Hmm…Aku sangat sentimental. Secara alami aku tidak suka bertengkar, jadi seringkali aku yang berusaha menyesuaikan. Mungkin akan menakutkan jika aku seperti itu dan tiba-tiba marah, tapi itu belum pernah terjadi. Jika ada sesuatu yang tidak kusukai atau jika aku cemburu, aku cukup mengatakannya. “Ya~ Aku kesal!” (tertawa).

Hanya mungkin menunjukkan kecemburuan dengan keren jika seseorang punya rasa percaya diri yang tinggi.
Aku selalu berpikir tentang ini, dan sepertinya ada dilema aneh ketika berpacara. Setelah jatuh cinta dengan suatu aspek tertentu dan akhirnya menyukai seorang gadis, tetapi begitu perasaan itu tumbuh akan ada perubahan. Sebagai contoh, seseorang mungkin jatuh cinta karena senyuman gadis itu sangat indah. Tetapi setelah berpacaran selama beberapa waktu, akan ada saat dimana aku tidak menyukai senyuman gadis itu. Aku menjadi cemburu ketika melihatnya tersenyum pada orang lain tetapi aku tidak tahu apa yang harus kulakukan, dan suasananya menjadi aneh melihatku seperti itu. Aku jatuh cinta karena aku benar-benar menyukai melihatnya tersenyum, tetapi sekarang aku menjadi stres karena itu dan akhirnya mengatakan padanya “jangan tersenyum pada orang lain!”. Ini keserakahan. Karena keserakahan menjadi semakin besar, ada saat-saat dimana aku merasa takut pada diriku sendiri. Sebaliknya, orang lain juga melakukan hal ini kepadaku kadang-kadang. Sebenarnya yang paling sulit adalah tidak mampu menjaga komunikasi karena kami terlalu sibuk. Jadi sulit untuk berpacaran untuk waktu lama (curcol nih kayaknya, -Red).

Jadi kamu akan mampu untuk lebih merasakan romansa dari cinta yang tulus. Ketika kami bertemu denganmu dalam wawancara dengan Bazaar dua tahun yang lalu, aku mengingatmu berkata bahwa kamu memimpikan cinta dimana kamu hanya akan melihat seorang wanita sepanjang hidupmu seperti Ta Hwan di “Empress Ki”. Apakah mimpi itu masih berlaku?
Sepertinya malah semakin tampak seperti mimpi karena pada kenyataannya aku bukan seorang yang romantis. Dimana kamu bisa menemukan seseorang yang dapat mencintai tanpa syarat dan mengorbankan segalanya? Bahkan ketika berakting yang melodramatis, seseorang dapat membaca naskah dan membayangkan hal yang sama dengan penonton memberikan kepuasan secara tidak langsung. Sekalipun ada drama-drama yang mendekati realita, kebanyakan drama sebenarnya fantasi. Realitanya kamu sulit membuka hatimu dari awal, dan ketika hatimu terbuka, hatimu tertutup lagi karena hal sepele. Karena itu aku sepertinya hidup dengan menggantungkan mimpi aku akan bertemu takdirku suatu hari nanti. Kami akan terus bertemu satu sama lain secara tidak sengaja, atau melirik sambil berlalu tetapi tidak mampu melupakan (orang itu).

Jika kamu bertemu dengan takdirmu, apakah kamu pernah berpikir berpacaran di depan publik?
Tidak. Aku bukanlah seseorang yang ingin membuat masalah dengan berpacaran atau membuat kegaduhan, dan aku benci ketika orang-orang sering membicarakannya.
Apakah kamu merasa terdorong untuk melindungi kehidupan pribadimu? Kamu jarang tampil di variety show dan kamu juga tidak berkata lebih dari 10 kalimat ketika tampil di “Radio Star” di tahun 2013. Sebuah kejutan ketika kamu mengundang “hyung tetangga” sebagai tamu di konser pesta ulang tahunmu pada bulan Juli. Diantara teman-teman selebritisku, tidak ada seseorang yang lebih berarti untuk diundang. Tetapi saat itu sangat genting ketika aku melihat bahwa “hyung tetangga” benar-benar muncul. Aku tidak mengumpat, tidak, sebenarnya itu adalah situasi dimana aku hampir mengumpat (tertawa). Aku benar-benar suka bercanda ketika aku hanya sendirian dengan teman-teman terdekat. Tetapi ketika kamera mulai merekam, aku berpikir “Ah, semua orang di negara ini akan melihatnya” dan aku akhirnya menyembunyikan (diriku yang sebenarnya). Aku masih tidak tahu bagaimana aku sebaiknya menampilkan diriku di depan audiens yang besar. Sebenarnya, apa yang kalian lihat di dalam aktingku bukanlah diriku sendiri sepenuhnya. Karena ada naskah dan ada tokoh, jadi aku hanya perlu menampilkan sesuai itu dan berpikir. Aku seseorang yang memiliki pekerjaan sebagai aktor, dan identitasku sebagai seorang aktor hanyalah bagian dari hidup seseorang bernama Ji Chang Wook. Ini mungkin pekerjaan yang aku cintai dan mungkin ini adalah kehidupanku, tetapi aku tidak ingin mengorbankan hal-hal lain yang lebih penting demi hal ini.

Catatan: “hyung tetangga” merujuk pada Kang Woo, sahabat Ji Chang Wook yang bukan seorang selebriti.

Ngomong-ngomong, ketika “hyung tetangga”-mu diharuskan memilih “saat-saat dimana Ji Chang Wook mengesalkan”, yang berada di posisi 2 adalah “Ketika dia kadang-kadang menang game ‘Winning Eleven’ dan tetap mengoceh dengan menyebalkan setelah menang”. Tidak mudah membayangkan dirimu seperti itu.
Memang benar aku suka bercanda, tapi aku berharap bisa mengoreksinya. Aku tidak kadang-kadang menang, aku sebenarnya sangat sering menang (tertawa). (Aku tidak pernah melihat seorang pria yang mengaku kalah pada game Winning Eleven. Semuanya berkata mereka adalah yang terbaik.) Tidak, aku tidak pandai memainkannya. Tetapi jika kamu sampai kalah dariku, itu baru masalah. Bukankah para staf tertawa padaku sekarang? Mereka semua adalah teman-teman yang telah kalah dariku sekali dan berbaring di kamar sambil menangis di malam hari. Jadi aku tidak berpikir aku pandai memainkannya. Sangat salah jika berpikir demikian!

Video Pemotretan Ji Chang Wook bersama Harper's Bazaar
Penerjemah Korea-Inggris: Gabby (JCW Kitchen)
Penerjemah Inggris-Indonesia: kanz
Sumber: JCW Kitchen, Harper’s Bazaar

Top