ads

Slider[Style1]

Interview

Video

Fanmeeting

Drama

Posted by: Unknown Posted date: 5:04 PM / comment : 1

Jam tangan Ji Chang Wook tidak pernah berhenti berputar. Dia tidak pernah berlari dari faktor-faktor di depannya dan terus berlari ke depan hingga sekarang, terus menerus mengosongkan dan mengisi dirinya tanpa henti.
Kehidupan kita penuh dengan faktor-faktor. Kita tidak bisa memprediksi apa yang mungkin terjadi esok hari dan bahkan hal-hal yang terjadi hari ini, kita tidak tahu ketika sebuah faktor tiba-tiba muncul. Ada dunia yang dipalsukan dimana faktor-faktor ini, yang sulit untuk diprediksi, dikontrol oleh (seseorang dengan) kekuasaan yang luar biasa. Seorang pengangguran biasa, yang terperangkap oleh faktor-faktor yang dipalsukan di dunia itu, mulai melawan. Film “Fabricated City”, yang akan dirilis bulan Februari, adalah tentang seorang pria biasa yang dalam situasi yang penuh kepalsuan dituduh sebagai pembunuh dan bagaimana ia akan mengungkap kebenaran di balik kasus tersebut. Ji Chang Wook berperan sebagai ‘Kwon Yoo’, seorang pemimpin yang meraih kemenangan demi kemenangan di dunia game, tetapi pada kenyataannya, hanyalah pria penggangguran yang kecanduan game, dan mengisi perutnya dengan semangkuk mie instan di warnet.
Bagi para aktor, semua proyek mereka sebelumnya dapat menjadi sebuah faktor. Lewat ‘Donghae’ sebagai pemuda tampan dan kemudian sebagai kaisar lemah di ‘Empress Ki’, dia menjadi sosok pahlawan kuat di ‘Healer’. Lalu melalui ‘The K2’, berakting sebagai tentara bayaran yang menjadi bodyguard, ia meraih puncak berakting action. Sembari mengisi filmografinya dengan berbagai tipe yang tak terduga, ia menjadi seorang bintang, mendapat sambutan hangat dari fans di Asia. Rasa canggung dari label ‘aktor’ telah terlewati; pengalaman merasa tersesat dan bertanya-tanya apakah jalan ini adalah jalan yang benar sekarang telah menjadi energi untuk hari ini. Kapanpun ia punya kesulitan, ia mendapat kekuatan terbesar dari ibu dan teman-temannya (anjing peliharaannya juga sumber dukungan yang besar). Dunia Ji Chang Wook terbuat dari rajinnya ia mengisi tempat-tempat kosong itu dengan kenyamanan dan dukungan mereka. Dan di dunia itu, Ji Chang Wook menantikan kehidupan yang baik.

“Aku bukan hanya aktor, tetapi juga seorang manusia. Di masa lalu aku sering mengkhawatirkan aktingku tetapi kekhawatiran terbesarku sekarang, sebagai manusia, adalah bagaimana aku bisa hidup bahagia. Aku masih tidak yakin dengan jawabannya. Aku masih tidak tahu. Aku hanya tahu ini. Kebahagiaan dan ketidakbahagiaanku ditentukan oleh pikiranku.”
Hari ini adalah konferensi pers “Fabricated City”. Sebagai peran utama pertamamu di sebuah film kamu pasti merasa gugup.
Aku sangat gugup sampai-sampai aku tidak bisa tidur nyenyak tadi malam. Diatas segalanya, aku penasaran bagaimana filmnya dirilis. Ada cukup banyak elemen yang mirip komik di dalam film dan ada adegan-adegan yang kurang jelas di skenario. Aku harus berakting sesuai imajinasiku dan aku ingin melihat bagaimana bagian-bagian itu diselesaikan. Masih ada beberapa waktu sebelum dirilis. CG-nya belum selesai jadi aku belum bisa melihat versi finalnya. Aku menjadi lebih penasaran karena kepribadian Sutradara Park Kwang Hyun sangat unik. Ia adalah alasanku memilih berakting di “Fabricated City”. Hanya dengan melihat skenario aku tidak yakin apakah aku sebaiknya memilih film ini sebagai peran utama pertamaku di film tetapi aku menjadi yakin setelah bertemu dengan sutradara dan berbicara dengannya. Aku merasa jika sutradaranya adalah Park Kwang Hyun, aku akan mampu melakukan film pertamaku dengan menarik dan menyenangkan.

Sebagai seorang aktor yang tampil di film ini, hasil semacam apa yang kamu anggap sukses?
Mampu menyelesaikan syuting film pertamaku dengan lancar, dan bertemu dengan semua aktor dan para staf selama syuting, aku menganggapnya sebagai kesuksesan. Tentu saja akan bagus kalau film ini menjadi box office tetapi itu hanya harapan. Akan sangat bagus jika penonton memilih (film kami) dan film ini menggugah hati mereka. Jika film ini meraih kesuksesan itu luar biasa, tetapi aku tidak ingin terlalu serakah.

Film ini pasti menjadi beban berat juga bagi Sutradara Park Kwang Hyun, sebagai film pertamanya setelah “Welcome to Dongmakgol”. Mungkin beban yang kalian berdua rasakan menciptakan energi positif.
Tidakkah beban sutradara lebih berat daripada bebanku? Sutradara adalah orang yang sangat mendetail. Ia mengeluarkan banyak usaha supaya mewujudkan apapun yang ada di pikirannya. Dia akan terus berjuang tanpa lelah sampai pengambilan gambar setiap adegan terselesaikan dengan memuaskan, jadi ketika dia bilang “oke”, itu juga menciptakan rasa percaya padanya. Ini adalah pertama kalinya aku syuting film jadi ada banyak hal yang tidak aku ketahui tetapi aku hanya mempercayai sutradara ini dan melihat ke aktor-aktor dan staf lainnya memberikanku kenyamanan jadi aku bisa rileks.
“Action” sekali lagi menjadi kata kunci. Dari “Healer” hingga “The K2”, pada titik tertentu kata “action” mengisi filmografi Ji Chang Wook sebagai kata kunci.
Aku sebenarnya terkejut juga dengan fakta itu. Aku tidak melakukannya dengan sengaja. Aku hanya membiarkannya mengalir dan memilih satu project sesuai dengan situasi dan ketika aku terpilih untuk sebuah project, filmografiku terbentuk seperti itu jadi sepertinya memang begitu. Apapun itu, aku ingin berhenti (melakukan action) sekarang. Ada banyak hal lain yang ingin kutunjukkan selain action. Akan ada hal-hal lain yang lebih menyenangkan bagiku. Kupikir sungguh beruntung aku berakting action sepuasnya ketika tubuhku sedikit lebih baik. Ada kesenangan yang memuaskan ketika melakukan action. Action itu menyenangkan dan terlihat bagus dan keren. Di satu sisi, action seperti sebuah romansa (yang ideal) bagiku. Aku ingat menonton “Fist of Fury” ketika aku masih kecil dan meniru gerakan-gerakannya.

Kebahagiaan menonton film action juga tentang kepuasan.
Aku berharap “Fabricated City’ memberikan penonton pengalaman merasakan kepuasan itu. Pemeran utama di film ini adalah orang-orang biasa. Seorang pria yang berhenti dari kegiatan atletiknya sebagai atlet taekwondo karena sebuah kesalahpahaman dan menjadi pengangguran. Bersama dengan orang-orang di sekitarnya, ia melawan kekuatan yang lebih tinggi dan melewati situasi-situasi sulit. Proses bagaimana ia mencari keadilan akan dijelaskan dengan baik. Aku harap kepuasan yang protagonis rasakan akan diterima oleh penonton, begitu juga dengan harapan bahwa dunia masih menjadi tempat tinggal yang layak dihuni.
Ngomong-ngomong, kamu tidak pernah memainkan protagonis yang benar-benar keren dan sempurna. Kamu selalu memainkan karakter yang punya kekurangan atau trauma tertentu.
Karakter-karakter seperti itu tidak menarik. Kupikir tidak ada orang yang sempurna. Tidak memiliki kekurangan sama sekali juga bisa menjadi kekurangan. Ketika aku memerankan sebuah karakter aku memikirkan tentang apa yang membuatnya tidak sempurna.

Apa kekuranganmu sebagai seorang manusia?
Yah, pada titik tertentu aku sepertinya menjadi seseorang yang kekurangan cinta. Apakah itu memberi atau menerima.

Beberapa tahun terakhir terlewati dengan kesibukan, tanpa istirahat. Kamu juga aktif di Cina.
Aku bekerja terus menerus. Kapanpun aku merasa lelah dan letih, aku akan me-recharge diriku sendiri (terus menerus). Apakah itu secara emosional atau fisik. Itu menjadi pertandingan antara seberapa banyak aku me-recharge diriku sendiri dan seberapa banyak aku menghabiskan energi (diriku). Kapanpun aku punya waktu istirahat ketika aku masih muda, aku berpikir aku punya banyak waktu. Tetapi sekarang ketika waktu terasa tidak cukup, aku ingin menggunakan waktu itu untuk diriku sendiri. Sebagai contoh, di masa lalu ketika temanku berkata “Ayo keluar, ayo melakukan ini”, bahkan ketika aku tidak ingin melakukannya, aku akan mengikuti karena aku tidak punya hal lain untuk dilakukan. Sekarang, aku mengambil lebih banyak inisiatif dan menyarankan melakukan sesuatu dulu. Untungnya teman-temanku mengikutinya dengan baik.

Bagaimana kamu mengisi kembali energi dirimu yang habis akhir-akhir ini?
“The K2” selesai syuting pada akhir tahun jadi ada banyak pesta minum-minum. Aku menikmati minum-minum sekitar 3 bulan dan kemudian aku pelan-pelan mulai meminum teh dibanding alkohol dan pergi makan-makan. Sekarang aku telah memakan semua yang aku inginkan dan aku sedang diet. Ada banyak promosi film yang dijadwalkan. Berat badanku cenderung naik ketika aku beristirahat. Aku tidak melakukannya dengan sengaja, hanya saja aku sangat suka makan hingga aku tidak mengontrol apa yang aku makan. Aku meminum teh daripada alkohol dan aku sekarang hanya makan dua atau tiga kali sehari.
Di sisi lain, aktor Ji Chang Wook telah mengalami perubahan besar. Bagaimana perubahan itu mempengaruhimu?
Sejujurnya, aku tidak memberikan banyak perhatian pada perubahan itu. Tidak ada perubahan sama sekali pada hidupku. Aku masih bertemu dengan teman-teman lamaku dan hidup tidak berubah secara dramatis sama sekali. Tetapi belum lama ini aku bertemu seorang teman yang sudah lama tak kujumpai dan dia berkata dia pikir aku akan selamanya jadi anak-anak tetapi aku sudah dewasa sekarang. Aku juga berpikiran begitu tetapi aku sedikit merasa sedih dengan kata-kata temanku. Sekalipun aku bertambah tua aku ingin hidup seperti anak-anak.

Di masa lalu, kamu memutuskan pergi ke Jeongdongjin begitu saja, masuk ke mobil dan tidur di rest area?
Itu benar. Saat itu pertengahan musim panas. Aku tidur di rest area dan pergi ke Busan.

Kamu tidak punya banyak waktu akhir-akhir ini jadi pasti sulit untuk pergi begitu saja seperti itu.
Sekalipun aku jarang sekali bisa melakukannya, aku pergi ke Jepang dengan teman-temanku beberapa hari yang lalu. Teman-temanku dan aku merasa sedikit tertekan jadi kami berpikir bagaimana mengubah perasaan kami dan kami pergi ke Jepang tanpa berpikir panjang dan kembali kemarin. Kami pergi ke onsen (sauna Jepang), makan makanan enak dan juga pergi berjalan-jalan. Kenyataan bahwa aku punya teman yang dapat melakukan hal itu denganku, yang dapat terbang denganku seperti itu, membuatku bersyukur. Setiap orang punya masa menyenangkan dan sulit. Sebagai seorang aktor, ada saat dimana aku bertanya-tanya apakah aku bisa melakukan ini dengan baik tetapi ada juga saat dimana aku bahagia hanya karena aku berakting. Kesepian yang kamu rasakan sebagai seorang individu, aku tidak ingin merasakannya lagi tapi kesepian itu semakin mendalam saat akhir tahun. Itulah mengapa aku pergi ke Thailand dengan ibuku. Itu mungkin perjalanan terakhirku dengan ibuku sebelum aku wamil. 
Apakah menjadi seorang aktor hal yang baik?
Tentu saja. Masih banyak momen-momen yang menyakitkan tetapi begitu aku melewati momen-momen itu, jika aku bisa sinkron dengan aktor-aktor lain dan berdiri diatas panggung, aku mengalami momen katarsis. Seperti sebuah orgasme. Jika aku membayangkan momen itu saja, aku dapat mengatasi rasa sakit dari bekerja keras sepanjang malam, berolahraga dan berlatih keras untuk project. Lokasi syuting juga jauh lebih nyaman sekarang dibanding di masa lalu. Ketika aku masih pendatang baru, supaya dapat berkonsentrasi untuk peranku, aku akan berhenti menemui orang lain 2 hari sebelum aku pergi ke lokasi syuting. Tokoh yang aku perankan di “My Too Perfect Sons”, Mipoong, bertolakbelakang dengan karakterku yang sebenarnya. Dia feminin dan suka merajut. Supaya dapat memerankan tokoh itu, aku akan berdiam diri di kamarku dan berpikir jika aku adalah Mipoong, aku akan melakukan ini atau itu. Sekarang kupikir tidak mungkin menjadi tokoh di project itu. Aku hanya harus berpura-pura dengan sangat baik supaya membuatnya seperti tokoh itu. Sekalipun aku tidak sedih, aku harus lebih mendetail dalam mempertimbangkan bagaimana terlihat lebih sedih. Setiap momen aku berakting harus tulus dan jujur.

Bagaimana perasaanmu melihat kembali ke usia 20-an?
Aku hidup dengan intens dan bekerja sangat keras. Ketika aku berusia 30 tahun aku bertanya-tanya kapan aku bisa beristirahat dengan sepenuhnya saat Natal; berapa kali aku tidak menghabiskan ulang tahunku di lokasi syuting; kapan aku akan bisa tinggal di rumah saat akhir tahun dan tidak melakukan apapun kecuali istirahat; aku memikirkan tentang hal itu tetapi ternyata (jawabannya) tidak banyak.

Kamu pernah bilang kamu ingin mengendarai Harley Davidson dan bepergian sebelum usia 20-an lewat.
Sebenarnya naik sepeda motor menjadi hobiku. Walaupun aku tidak melakukan perjalanan besar, aku mengendarai motorku di musim semi, awal musim panas dan musim gugur. Aku pergi ke luar kota Seoul dengan teman-temanku dan juga mengendarai motor ketika aku pergi ke Italia.

Bahkan saat kamu tidak ada jadwal dan bisa beristirahat dan tidak melakukan apapun, kamu tampaknya masih melakukan banyak hal.
Walaupun aku kelihatannya melakukan sesuatu aku sebenarnya tidak melakukan apapun. Walaupun aku mengendarai motor dan bertemu teman-temanku, ketika aku bertemu mereka aku tidak melakukan apapun dan kami hanya menghabiskan waktu di kafe.
Waktumu tampaknya terisi penuh.
Itu mungkin karena aku main drama musikal “The Days” bahkan ketika aku syuting untuk “The K2”. Waktu itu aku juga melakukan jumpa fans (dengan) chimaek (chicken&maekju=ayam goreng&bir) di Sungai Han. Aku ingin melakukan jumpa fans yang tidak diisi penampilan atau event dan hanya menghabiskan waktu dengan para fansku makan chimaek dengan santai sambil menonton drama di layar lebar. Untungnya aku bisa melakukannya kali ini. Sebenarnya sedikit berlebihan untuk memasukkan “The Days” ke dalam jadwalku tetapi itu adalah musikal yang aku sayangi. Lebih dari apapun, aku punya rasa sayang kepada orang-orang yang terlibat. Aku berterimakasih kepada tim “The K2” dan “The Days” atas pengertiannya pada jadwalku. Ini sebenarnya perasaan yang sulit untuk digambarkan. Aku merasa bersalah, tapi juga bahagia dan bersyukur.

Kamu akan pergi wamil tahun ini. Kamu mungkin merasa khawatir karena akan ada jeda waktu yang lama.
Bukankah lebih enak kalau aku pergi? Aku akan bisa merasakan sesuatu yang baru dengan teman-teman yang masih muda. Tentu saja akan ada berbagai macam orang jadi mungkin ada juga orang yang akan menggangguku tanpa alasan jelas. Walaupun ada perbedaan usia yang besar, malah, aku pikir aku akan bisa lebih baik menjalaninya dengan melihat mereka. Untuk saat ini, sebelum aku wamil, aku ingin melakukan satu project lagi dimana aku bisa menikmatinya dan bersenang-senang.

Simak video di balik layar pemotretan Ji Chang Wook di bawah ini:
 
Terjemahan Korea-Inggris: @teappani
Terjemahan Inggris-Indonesia: kanz (JCW Indonesia)
Sumber: Marie Claire

About Unknown

Ji Chang wook's fan from Indonesia. Loves to talk about anything and everything, so if you want to chat with me, just contact me.
«
Next
Newer Post
»
Previous
Older Post

1 comments:


Top