Jika kami harus mendeskripsikan Ji Chang Wook yang sekarang dengan sebuah warna, tentunya itu adalah warna biru yang cerah. Jika kalian melihat filmografinya, dari Song Mi Poong, seorang mahasiswa ceria yang harus mengulang dan anak termuda di drama debutnya “My Too Perfect Sons”, ke pemuda yang hangat Han Tae Yang di “Bachelor’s Vegetable Store” yang bermimpi membuka toko sayur yang membawa kehangatan bagi orang-orang, kebanyakan peran-perannya adalah tokoh yang jujur dan pekerja keras yang cocok untuk muncul di iklan “Bacchus” (*Bacchus adalah merek minuman bervitamin yang terkenal karena iklannya yang mengangkat orang-orang biasa dan kisah-kisah mengharukan). Bahkan hanya melihat deskripsi karakter-karakternya saja, seperti “indah seperti kacang kastanye (chestnut) yang terukir (Song Mi Poong)” dan “seseorang yang membawa kehangatan seperti namanya (Han Tae Yang)”, mereka adalah karakter yang lurus-lurus saja dan tidak terasa realistis. Peran yang mendefinisikannya adalah Donghae, “pria keren dan menyegarkan dengan senyuman seperti dongchimi (*sejenis kimchi)” yang dia perankan di drama harian “Smile Donghae.” Dengan rating hampir mencapai 40%, lewat drama inilah Ji Chang Wook tertanam dalam benak pemirsa sebagai “Donghae”. Di “Five Fingers”, dramanya sebelum “Empress Ki”, dia berperan sebagai Yoo In Ha, tokoh antagonis yang punya perasaan inferior dan berkonspirasi melawan kakak tirinya. Meskipun begitu, dia tetap dikenal sebagai “Donghae”, citra anak muda.
Setelah meraih kesuksesan lewat drama harian, sebagian besar aktor yang lebih dikenal dengan nama tokoh mereka dibanding nama asli mereka akan mencoba mengambil transformasi mengejutkan. Namun, dibanding mencoba melakukan transformasi yang dipaksakan, dia mengambil langkah yang lebih natural. “Karir aktingku tidak berakhir setelah ‘Smile Donghae’ sebagai satu-satunya karyaku. Aku memikirkan bahwa, suatu hari, orang-orang akan melihat aktingku dan tidak hanya melihatku sebagai karakter, tapi juga melihatku sebagaimana aku sebenarnya. Aku berusaha tidak cemas ketika orang-orang memanggilku ‘Donghae’, dan bahkan sekarang ketika orang-orang memanggilku ‘Kaisar Yuan’ ketika aku berjalan di jalanan, aku hanya tersenyum. Semuanya akan terlihat menghilang.”
Melihat sisi dirinya ini, Ta Hwan di “Empress Ki” seperti sebuah karakter yang sudah ditakdirkan untuknya. Dari kaisar tanpa keahlian yang sedikit demi sedikit berubah menjadi kaisar dengan kehormatan dan kekuasaan, dan seseorang dengan kepribadian yang nakal namun gagah, ini adalah karakter yang mengizinkan aktor Ji Chang Wook untuk menampilkan banyak sisi dari dirinya sendiri. “Untuk seorang aktor, akankah ada lagi karakter lain yang sebagus ini? Sekarang kita hampir mencapai setengah dari serial ini. Ta Hwan di awal dan Ta Hwan yang sekarang sangat berbeda. Dia kekanak-kanakan namun juga menunjukkan perasaannya yang menggebu dan murni untuk Seung Nyang di saat bersamaan; walaupun dia tidak dewasa, namun dia juga punya sisi heroik. Dia seorang pria yang sangat 3-dimensi. Dia akan sedikit demi sedikit menjadi seorang kaisar kedepannya, dan aku sangat menantikan hal itu.”
Sesungguhnya, “Ta Hwan adalah seorang “romantis yang tidak tahu apa-apa selain Ki Seung Nyang.” Ketika dia salah mengira Seung Nyang sudah mati, dia didiagnosa dengan aphasia (tidak bisa bicara, -red). Berusaha tidak terlihat lemah di depannya, dia juga memutuskan untuk melawan pemegang kekuasaan yang sebenarnya, El Temur. Walaupun dia tahu Seung Nyang punya perasaan untuk pria lain, dia tidak tampil biasa-biasa saja, namun mengutarakan kecemburuan secara terbuka dan memintanya untuk tetap di sampingnya; seorang kaisar yang murni dan mudah dicintai. “Aku pikir seseorang yang bisa mencintai tanpa syarat tidak ada di dunia nyata. Itulah mengapa ini adalah drama. Apakah menjadi seseorang yang dicintai atau seseorang yang mencintai orang lain, sesungguhnya, mencintai hanya seorang wanita seumur hidupmu hanyalah fantasi. Seberapa besar seseorang harus mencintai untuk bisa seperti itu? Aku juga berharap dapat mencintai seperti itu sekali. Para pria juga punya fantasi seperti itu dan itu yang membuatnya semakin menarik. Aku tidak sanggup melakukannya, namun Ta Hwan bisa mencintai seperti itu. Walaupun dia punya perasaan untuk orang lain, dia masih memintanya untuk melihatnya dan mengatakan itu padanya tanpa henti. Bagiku, aku tidak akan sanggup melakukannya lebih dari 2 atau 3 kali (tertawa).”
Walaupun dia berakting sebagai Ta Hwan yang dramatis, Ji Chang Wook yang sesungguhnya adalah seorang pria yang menginjakkan kedua kakinya di tanah. “Semua orang seperti itu, kamu tidak bisa hidup hanya dengan mimpi saja. Bahkan ketika kamu bertindak tanpa berpikir, ada saat-saat dimana kamu berharap berkepala dingin. Bahkan ketika seseorang tersenyum, apakah orang itu benar-benar tersenyum karena kebahagiaan? Walaupun setangkai bunga terlihat indah, apakah kamu merasa seperti itu karena bunganya benar-benar indah, atau keindahan itu dipaksakan lewat pembelajaran? Aku terkadang punya pemikiran seperti itu.” Perasaannya realismenya yang kompleks juga muncul dalam aktingnya. “Yang ideal itu tidak bisa tergapai. Tak peduli seberapa keras aku mencoba, aku tidak akan pernah bisa benar-benar menjadi Ta Hwan. Oleh karena itu, aku berpikir banyak tentang bagaimana dia hidup dan bagaimana dia tumbuh dewasa. Aku akan mencoba menemukan aspek yang sama, pengalaman di masa lampau atau emosi diantara Ta Hwan dan aku, dan kemudian menguatkannya. Walaupun sebagian mungkin berkata aku telah benar-benar mengosongkan diriku dan mengisinya dengan karakter, aku pikir aku tidak bisa menghilangkan diriku sendiri secara komplet. Aku Ji Chang Wook. Tidak mungkin Ji Chang Wook menghilang kan?”
Ketika berbicara dengannya, dengan pandangan yang dingin ini, orang bertanya-tanya apakah dia punya potensi untuk bertahan dalam waktu yang lama sebagai seorang aktor. Apakah beban serius yang muncul dari kata “aktor” atau filosofi akting, dia tidak meributkan itu. Malah, dia percaya bahwa akting juga semacam “tenaga kerja” dan hidup sebagai aktor di negara ini secara esensial tidaklah berbeda dari jenis pekerjaan atau gaya hidup yang lain. “Aku pikir aktor juga seperti orang-orang biasa yang bekerja di kantor. Aku hanya seseorang yang punya pekerjaan yang membutuhkan akting. Satu-satunya hal yang spesial bagiku adalah fakta bahwa aku bekerja di bidang yang kusukai. Ketika teman-temanku bertanya padaku apa yang kulakukan besok, aku berkata pada mereka ‘Aku punya pekerjaan’ bukan ‘Aku akan syuting’. Ini adalah pekerjaan karena aku mulai menerima bayaran. Ketika itu menjadi pekerjaan, kamu harus menjadi seorang yang pro (profesional, -red).”
Semasa zaman sekolahnya, alasan mengapa dia, yang tidak punya hal yang luar biasa untuk ditampilkan, tiba-tiba memutuskan belajar film dan teater bukanlah sesuatu yang besar atau muncul dari ambisi yang besar. Hanya karena dia tidak punya kepercayaan diri untuk hidup bahkan setelah belajar seumur hidup, dia memutuskan untuk mengikuti hatinya dan memilih jalan sebagai aktor. “Aku berharap aku bisa mengatakan bahwa aku ingin berakting setelah menonton suatu film atau karena aku tersentuh setelah menonton seorang aktor. Namun aku benar-benar memilih untuk belajar film dan teater tanpa tahu apa-apa. Tanpa tahu lebih banyak, di mata seorang siswa SMA biasa, aktor dan selebriti sepertinya bisa mendapat uang dengan mudah dan terkenal, yang membuat hidup seperti itu menarik. Ketika kamu melihat selebriti yang selalu muncul di TV, mereka bisa tertawa dan berkumpul dengan bintang wanita yang cantik-cantik dan apapun yang mereka dapatkan sepertinya sampai puluhan juta (tertawa). Namun sekali aku memasuki kuliah itu, aku menyadari bahwa itu bukanlah surga yang telah kubayangkan. Aku akhirnya bermain-main dan tidak pergi kuliah selama 1 tahun. Akting pada akhrinya hanya seperti pelajaran yang lain, dan bagi siswa SMA biasa sepertiku, teman kuliahku yang bisa melakukan hal-hal yang luar biasa tampak gila bagiku.”
Walaupun dia dikucilkan dari yang lain dan konflik dengan yang lain tidak terhindarkan, kejadian-kejadian seperti itu membantunya berkembang sebagai manusia. Ji Chang Wook pada akirnya belajar bagaimana bekerja dengan “orang-orang aneh” itu. Faktanya, dia terkenal atas kerajinannya. Melihat filmografinya, dari 160 episode “Smile Donghae”, ke 50 episode “Empress Ki” ke 29 episode “Warrior Baek Dong Soo”, semuanya adalah produksi yang lama. “Itu terkadang seperti lari maraton. Ada saat-saat dimana aku merasa terganggu dan lelah. Aku akan merasa akan meledak ketika seseorang menggangguku meskipun hanya sedikit, jadi aku berpikir aku akhirnya berakting seperti robot di satu titik tertentu. Aku hanya akan menghafal naskahku, dan kamu hanya cukup menyentuh bahuku dan aku akan memuntahkan (naskahku) semuanya, perasaan seperti itu? Ini adalah pekerjaan yang kusuka, namun pada satu titik, aku bertanya-tanya bagaimana aku menjadi seperti itu. Namun, sekarang aku tahu bagaimana mengatur langkahku dan aku telah menyadari kebahagiaan bertemu dan bekerja dengan orang-orang yang punya selera beragam. Menarik juga bisa bekerja dengan orang-orang yang telah menjalani hidupnya berbeda dariku, dan bisa bertemu orang-orang yang berbagi nilai yang sama denganku juga kusambut dengan baik. Karena kami harus bekerja keras bersama-sama, kami juga merasa seperti kawan (tertawa).”
Dia telah bekerja terus menerus tanpa istirahat selama 4 tahun terakhir sejak debutnya. Dia melanjutkan dengan drama yang lain setiap kali suatu drama berakhir, dan ketika dia tidak di layar kaca, dia berdiri di atas panggung menampilkan musikal seperti “The Days” dan “Jack the Ripper”. Satu-satunya waktu dia istirahat adalah selama 6 bulan setelah “Bachelor’s Vegetable Store”. Dengan jadwal yang padat itu, dia punya caranya sendiri untuk membedakan kehidupan pribadi dengan pekerjaan. “Ketika kerja menjadi sangat sibuk, ada saat-saat ketika aku merasa emosiku terkuras dan tidak bisa digunakan lagi. Di saat-saat seperti itu, aku memakai caraku sendiri untuk terus menerus menemukan cara mengembalikan emosiku. Secara emosional-mengubah hal-hal dari yang biasanya aku rasakan sambil meminum kopi, ketika bernyanyi atau sembari melihat langit. Itulah mengapa aku senang keluar dari rutinitas. Tidak harus sesuatu yang luar biasa, tapi bisa saja hal simpel seperti meminum jenis kopi yang lain dari biasanya, atau pulang ke rumah dengan rute yang berbeda. Selama aku istirahat, pernah sekali aku memutuskan pergi ke Busan sendirian secara impulsif ketika fajar. Karena aku pergi dengan tiba-tiba, aku tidur dan mandi di tempat peristirahatan (tertawa). Bahkan ketika aku sampai di Busan, aku tidak banyak melakukan apapun.” Apakah itu saat kerja atau di waktu personal, dia tidak mencoba membuat perubahan dengan sengaha dan dia juga tidak berusaha mengungkapkan lebih atau menyembunyikannya. Dia yang pernah menarik perhatian karena foto dirinya yang sedang naik transportasi umum (subway, -red), berusaha tidak menyembunyikan wajahnya ketika berjalan-jalan di jalanan dan dia juga bukan tipe orang yang menggunakan media sosial untuk menunjukkan bakatnya. “Di jalanan, aku makan tteokbokki (*kue beras pedas) dan hanya berjalan-jalan. Aku tidak berpikir aku harus hidup dengan berbeda atau dengan cara yang khusus karena aku seorang selebritis. Pada akhirnya, akting adalah sebuah pekerjaan yang mempertunjukkan bermacam-macam manusia dan ketika kamu mengisolasi dirimu dari orang lain, karirmu tamat. Malah, kamu harus lebih banyak bergaul dengan orang-orang.”
Ji Chang Wook adalah pendiam namun mengungkapkan pemikirannya. Kebanyakan tipikal aktor pria di umur 20-an sensitif dan bersikap seperti itu terhadap isu wajib militer. Apalagi karena ada gosip bahwa kecelakaannya tahun lalu (2012) adalah usaha yang sengaja untuk menghindari wamil, ini adalah isu yang dia harus lebih berhati-hati. “Untungnya, aku tidak terluka parah, tapi aku benar-benar terkejut melihat orang-orang punya pemikiran seperti itu setelah melihatku kecelakaan. Aku akan mendaftar di militer segera, tapi aku tidak bisa mengatakan bahwa aku akan bahagia masuk tentara sebagai seorang lelaki Korea Selatan yang dipenuhi loyalitas untuk negaraku. Siapa yang pernah berkata dia ingin bergabung dengan tentara? Kamu bergabung dengan ketentaraan karena kamu harus melakukannya.” Walaupun dia berkata lemah lembut selama wawancara, fakta bahwa dia mengekspresikan pemikirannya dengan percaya diri membuatku berpikir bahwa dia adalah seorang aktor yang memiliki pemikiran jernih. Sembari dia melanjutkan dan menunjukkan sisi yang berbeda, dalam pekerjaan sebagai seorang aktor yang mendengarkan “komentar” orang-orang, bukankah kepercayaan diri dan perasaan keseimbangan sama pentingnya dengan bakat? “Jika orang tidak ingin tergoyahkan oleh komentar dan kritikan, punya kepercayaan diri dalam berakting sudah cukup, dan untuk melakukannya, orang perlu mengakumulasi banyak pengalaman. Jika aku percaya diri bahwa aku seorang yang telah memberikan usaha terbaikku untuk mempelajari karakterku dan tahu yang terbaik tentang karakterku, aku akan mampu mendengarkan apa yang orang-orang katakan dan membuat penilaian yang jelas tentang apa yang benar dan apa yang salah. Walaupun aku tidak ingin mengacuhkan atau membohongi publik, aku juga tidak ingin digoyahkan oleh mereka. Disitu muncul tanggung jawab dan kebanggaan sebagai seorang aktor.”
Terjemahan Korea-Inggris: Gabby (JCW Kitchen)
Terjemahan Inggris-Indonesia: kanz
Artikel pertama kali dipublikasikan pada Maret 2014
Sumber: iMagazine Korea, JCW Kitchen
No comments: